Tak Konsisten di ISC 2016, Persiba Serius Ingin Merombak Lini Pertahanan

Kamis, 22 Desember 2016 – 03:30 WIB
Dirkir Kohn Glay tampil stabil sepanjang TSC 2016. Foto: GUSTI AMBRI/KALTIMPOST/jpg

jpnn.com - BALIKPAPAN – Manajemen Persiba Balikpapan serius ingin merombak lini belakang mereka pada musim depan.

Keputusan diambil karena tidak konsisten selama gelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. 

BACA JUGA: Bobotoh Nomor 1, The Jak Nomor 2

Itu terlihat dari banyaknya bola yang bersarang ke gawang Beruang Madu yang mencapai 52 gol. Seringnya Jaino Matos mengubah formasi di lini belakang menjadi salah satu penyebabnya.

Selama menukangi Persiba Balikpapan, setidaknya terjadi 12 kali pergantian strategi dilakukan arsitek berpaspor Brasil itu untuk menjegal serangan lawan, mulai memasang empat bek sejajar, tiga bek sejajar, hingga lima bek sejajar. 

BACA JUGA: Luar Biasa, Laga Persib vs Persija Paling Diminati Pencinta Sepakbola

Bahkan Jaino pernah memasang dua stopper saja tanpa didampingi wing back, saat menjamu Mitra Kukar di putaran kedua. 

Dari sekian banyak perubahan, satu nama yang perannya nyaris tak tergantikan, Dirkir Kohn Glay. Pria berpaspor Liberia ini hanya absen saat menjalani akumulasi kartu kuning, hukuman kartu merah, atau tambahan hukuman dari operator. 

BACA JUGA: Lampard Beberkan Alasan Chelsea Layak Juara Musim Ini

Artinya, hanya dia yang bisa menjaga konsistensi. Ini membuat Jaino selalu memutar otak untuk mencarikan pendamping.

Sayang, di balik konsistensinya, Dirkir juga punya kelemahan. Terutama dalam mengontrol emosi. Dalam 26 kali penampilan, dia mengoleksi enam kartu kuning dan dua kartu merah. 

Di pengujung TSC, dia harus menjalani larangan dua kali tampil karena terbukti melakukan pemukulan terhadap striker Persela Lamongan, Ivan Carlos.

Ketika berlaga, konsistensi pemain dalam menjaga performa selama 90 menit juga diragukan. Tak Jarang, Beruang Madu kehilangan poin di menit-menit akhir. 

Masih segar dalam ingatan, di putaran kedua TSC, Beruang Madu dua kali meringis karena satu poin yang sudah di depan mata sirna. Ketika bertandang ke markas Bhayangkara FC (17/10) dan Persija Jakarta (13/11). 

Di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, gawang Yoewanto Setya Benny dikoyak juru gedor Bhayangkara FC Thiago Fortuoso, enam menit jelang bubaran. 

Sedangkan di Stadion Manahan, Solo, giliran gawang Alfonsius Kelvan dibobol striker Persija, Emanuel Kenmogne di masa injury time.

“Fokus pemain di pertandingan memang masih ada kekurangan. Kami sering kebobolan di menit-menit akhir. Dan ini sangat berpengaruh dengan hasil akhir.” 

“Kalau boleh memilih, mending kebobolan di tengah-tengah supaya kami bisa mengejar ketertinggalan,” kata Asisten Pelatih Bima Sakti baru-baru ini seperti diberitakan Kaltim Post (Jawa Pos Group) hari ini.

Dipanggilnya Abdul Rahman untuk membela Merah Putih dalam gelaran Piala AFF 2016 menambah derita di lini pertahanan. Hilangnya Rahman memberi lubang di sisi kiri. 

“Kami sempat kesulitan mencari pengganti karena hanya ada Fengky Turnando. Di akhir-akhir TSC, bahkan saya memaksa Hermawan untuk mengisi posisi itu,” tuturnya.

Ketika disinggung mengenai pemain yang dipertahankan, pria yang merangkap sebagai pemain nomor punggung 11 ini mengaku hanya memberi rekomendasi kepada tiga nama. Dari sembilan pemain yang berposisi asli sebagai bek. 

“Tapi maaf, untuk nama belum bisa saya bocorkan. Tapi jumlahnya ada tiga orang. Mereka akan dipanggil lagi untuk ikut seleksi musim depan,” terangnya. (ndu/don/k11/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 9 Karateka Indonesia Sabet Emas di ASEAN-Japan Championship 2016


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler