Tak Mau Dipimpin Najib, Mahathir Dipanggil Polisi

Kamis, 03 September 2015 – 07:07 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - KUALA LUMPUR - Kehadiran mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dalam aksi Bersih 4.0 akhir pekan lalu membuat pemerintah Malaysia kebakaran jenggot. Kemarin (2/9) Polis Diraja Malaysia alias Kepolisian Malaysia memanggil mantan PM tersebut untuk keperluan interogasi. 

Tokoh 90 tahun itu harus menjelaskan sikap politiknya.  

BACA JUGA: Memilukan! Foto Anak Tewas Terdampar Ini Mengguncang Dunia

''Kami akan memanggilnya (Mahathir). Dia telah berpidato dan melemparkan berbagai tuduhan (tentang Najib),'' kata Kepala Polis Diraja Malaysia Khalid Abu Bakar sebagaimana dikutip Malaysiakini. Di antara banyak tuduhannya, menurut dia, Mahathir menyatakan bahwa Najib menerima suap. 

Karena itu, kepolisian merasa perlu memanggil tokoh karismatis tersebut untuk minta keterangan. 

BACA JUGA: Payah si Ibu nih, Usai Belanja, Pulang, Bayi Tertinggal di Troli

Namun, sampai jumpa pers digelar, polisi belum menangkap Mahathir atau menunjukkan surat perintah penangkapan. ''Sepengetahuan saya, sampai saat ini (kemarin), polisi belum mendatangi beliau. Tapi, kami pasti akan bekerja sama dengan aparat dalam hal apa pun,'' tutur Sufi Yusoff, jubir Mahathir. 

Belum jelas polisi akan langsung mendakwa sosok kelahiran Alor Setar, Negara Bagian Kedah, tersebut atau tidak. 

BACA JUGA: GAES! Di Kota Ini 1 Cowok Bisa Punya 3 Pacar, Mau Dateng?

Mahathir dua kali muncul dalam unjuk rasa Bersih 4.0 pada akhir pekan lalu. Yakni, pada Sabtu (29/8) dan Minggu (30/8). 

Dalam dua kali kemunculan politikus Malaysia yang paling lama duduk di kursi PM itu, sang istri, Siti Hasmah, selalu mendampingi. Jika Sabtu malam lalu hanya muncul sebentar di sekitar Dataran Merdeka, pada Minggu sore lalu Mahathir sempat berpidato.

Dalam pidatonya, Mahathir menegaskan bahwa kedatangannya di Central Market bukan sebagai bentuk dukungan terhadap Bersih. 
''Saya berada di sini bukan karena mendukung Bersih, tapi karena saya mendukung rakyat,'' tegasnya sebagaimana dilansir Free Malaysia Today. Saat itu kalimat tersebut sukses menyulut semangat massa berkaus kuning.

Lebih lanjut, Mahathir menyatakan, massa Bersih yang melumpuhkan ruas-ruas jalan utama di sekitar Dataran Merdeka itu hanya menyampaikan aspirasi rakyat. 

''Kita semua berada di sini bukan karena membenci UMNO (Organisasi Nasional Malaysia Bersatu) atau Barisan Nasional (koalisi UMNO). Kita hanya tidak mau dipimpin PM seperti dia (Najib),'' jelasnya. 

Pidato Mahathir itu rupanya membuat Najib gerah. Dia menuding pria yang pernah menjadi mentor politiknya tersebut telah memprovokasi massa agar membencinya. Apalagi, dalam pidatonya, Mahathir juga mengimbau agar Bersih tidak berhenti menyuarakan tuntutannya. 

Publik, menurut dia, harus kompak jika benar-benar menginginkan Najib lengser.

Tidak hanya meminta massa Bersih tetap kompak, Mahathir menyebut skandal dugaan korupsi yang melibatkan Najib dan 1Malaysia Development Berhad (1MDB) tersebut sebagai bukti ketidaklayakan sang PM. Dengan menerima aliran dana yang diduga jumlahnya mencapai USD 700 juta (sekitar Rp 9,8 triliun), menurut Mahathir, Najib sudah menyalahi aturan. 

Sebab, meskipun dana tersebut memang donasi dari Timur Tengah seperti yang diklaimnya, Najib tetap harus memberikan penjelasan kepada publik. 

''Tidak ada (orang) Arab yang mau memberikan uang sebanyak itu kepada seseorang. Ini tidak masuk akal,'' kritik Mahathir tentang pembelaan Najib. 

Beberapa waktu lalu, komisi antirasuah Malaysia juga menyebut uang yang masuk rekening pribadi Najib itu sebagai donasi dan sang ketua UMNO tidak perlu memberi penjelasan. (AP/AFP/Reuters/hep/c20/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menu Kapal Titanic sebelum Karam Dilelang sebesar 70.000 Dolar AS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler