jpnn.com - JAKARTA - Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, proses pergantian Kapolri sejak era reformasi selalu gaduh. Kegaduhan tersebut terjadi menurut Bambang sejak Polri keluar dari TNI.
"Setelah Polri lepas dari TNI dan langsung ditempatkan di bawah presiden, selalu saja terjadi kegaduhan pada saat berlangsung pergantian Kapolri," kata Bambang, Minggu (12/6).
BACA JUGA: Satu Lagi, Anak Buah Surya Paloh Dipanggil KPK Terkait Kasus Reklamasi
Selain itu lanjutnya, pada setiap pergantian Kapolri, presiden pun diharuskan minta persetujuan DPR sebelum menetapkan seseorang menjadi Kapolri.
"Dua hal tersebut cukup signifikan sebagai pemicu kegaduhan pada setiap pergantian Kapolri," tegasnya.
BACA JUGA: KPK Garap Tujuh Anggota Komisi V DPR
Kalau ingin pada setiap pergantian Kapolri tidak gaduh, Bambang menyarankan cukup dua lembaga saja yang memroses pergantian kapolri.
"Proses itu sebenarnya bisa dihilangkan dengan kembali ke Wanjakti dan presiden tinggal menetapkan saja. Sebab Wanjakti yang mengetahui rekam jejak para calon Kapolri. DPR tak perlu ikut terlibat," sarannya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: KPK Garap Tujuh Anggota Komisi V DPR
BACA ARTIKEL LAINNYA... Papa Novanto Santuni Korban Erupsi Sinabung
Redaktur : Tim Redaksi