jpnn.com - MAJENANG-Keenggan eks anggota organisasi massa (ormas) Gafatar untuk kembali ke daerah asal, bukan isapan jempol. Alasannya karena mereka sudah betah di Kalimantan dan memiliki lahan pertanian. Lahan tersebut ditanami padi, karet dan dipakai untuk memelihara sapi.
"Kami sebenarnya tidak ingin pulang," ujar Wagiarto, (35), warga Desa Sindangsari RT 03 RW 02 Kecamatan Majenang, kepada Radar Cilacap (grup JPNN)
BACA JUGA: Si Jago Merah Lalap Pabrik Semen
Dia mengatakan, lahan ini dia beli bersama anggota lainnya dari Yogyakarta yang berangkat kesana pada 3 bulan lalu. Sebelumnya dia sudah menjual sepeda motor miliknya agar bisa memiliki lahan itu.
"Saya sudah jual motor. Dari hasil patungan ini kami bisa beli lahan tujuh belas hektare untuk bertani," katanya.
BACA JUGA: Bikin Perda Larangan Merokok, Anggota DPRD Malah Ngebul di Ruang Paripurna
Disisi lain, katanya kepulangannya ke Desa Sindangsari nyaris tanpa bekal apapun. Dia hanya bisa membawa sebagian kecil barang karena terdesak massa pasca pembakaran yang terjadi pertengahan Januari lalu. Hingga saat tiba di Majenang, dia nyaris tidak memiliki apapun.
"Sekarang sudah tidak punya apa-apa. Disini juga mau ngapain, mau usaha tidak ada modal," katanya.
BACA JUGA: Buaya Itu Ternyata Masih Hidup, Lepas di Jalan, Polisi Terluka
Karenanya dia meminta agar ada upaya tindak lanjut dari pemerintah agar dirinya bisa kembali mencari nafkah. Ini mengingat dirinya sudah memiliki istri yakni, Tumiyati, (29), warga Dusun Wungurejo, Kelurahan Pengkol, Kecamatan Nglipur, Gunung Kidul.
"Saya minta ada bantuan agar bisa punya usaha," katanya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Punya Apa-apa Lagi, Eks Gafatar Harapkan Bantuan Pemerintah
Redaktur : Tim Redaksi