Tak Mimpi Jadi Kapolri

Jumat, 02 April 2010 – 03:29 WIB
SOSOK  mantan Kabareskrim Komjen (Pol) Susno Duadji mencuat bak menjadi bintangAda yang menyebut sebagai pahlawan
Tetapi, ada pula yang menyebutnya sebagai pengkhianatAda pula yang beranggapan Susno sedang 'sakit hati' karena posisinya dilengserkan secara sepihakBerbagai pendapat, maupun penilaian tentu dilihat dari sudut pandang masing-masing
Apalagi, jenderal bintang tiga itu memang baru berani vokal, ketika ia sudah kehilangan jabatan prestisnya, sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal di Mabes PolriKetika ia sudah di nonjobkan.

Ada Markus di Markas PolisiBahkan, dengan keberaniannya (atau nekad) Susno menyebut sejumlah koleganya sesama Jenderal yang diduga terlibat MarkusGara-gara ulahnya, para jenderal polisi pun saling bongkar aibSusno pun dikeroyok oleh sesama polisi.Lalu bagaimana Susno menyikapi bola panas yang ia lemparnya sendiri? Adakah ini bagian dari skenario pihak-pihak tertentu untuk melupakan kasus Century?

Beberapa waktu lalu, wartawan JPNN Agus Srimudin mewawancarai Susno Duadji di kediaman pribadinya di kawasan Cinere, Depok Jawa baratBerikut petika wawancara itu.


Apa kabar, keluarga dimana Pak?


(Susno jawab logat/bahasa Pagar Alam, Sumatera Selatan) Alhamdulillah baikIsteri saya sedang bersama cucu di rumah anakSaya katakan jangan ke sini, karena banyak wartawan yang datangGak enak kalau cucu di sini semua, nanti rumah berantakanHahaha..
(Susno mempunyai dua putri, Indria T Maharani dan Diliana ErmaningtiasDia juga mempunyai dua cucu, Almer Artari Reindra, umurnya 20 bulan, dan Akmal Diah Saputra, berusia setahun lebih).

Wah, sudah jadi penulis buku Pak?

Buku itu bukan saya yang buatItu tulisan wartawan, IzHarry Agusjaya MoenzirAwalnya kayak kita wawancara inilah, setelah wawancara IzHarry mengatakan, Pak Susno saya ingin menjadikan hasil wawancara ini menjadi bukuSaya katakan, untuk apa, tidak akan laku, Pak Harto saja yang menjadi penguasa 32 tahun, bukunya tak terlalu banyak laku, apalagi buku seorang Susno Duadji, jenderal bintang tiga yang dicopot.

Tapi, Pak IzHarry tetap nekatAkhirnya jadilah buku BTS, Bukan Testimoni SusnoSaya bilang jangan terlalu banyak cetaknya, nanti tidak laku dan tidak ada duitnyaAwalnya saya mau bantu, tapi Pak IzHarry tidak mauPak Susno, saya mau buat buku ini untuk tebus rasa dosa sayaWaktu kasus Pak Bibit-Chandra, Pak IzHarry mengecam saya di facebookSama kayak orang-orang yang bilang muka saya seperti setanTapi, dia semacam ini menebus dosa, katanya jangan dibiayai pak, biar dia sendiriKalau bapak biayai, dia ndak mau bikin bukunyaPak IzHarry merasa kaget saat saya menjadi saksi di persidangan Antasari AzharKatanya, dia melihat ada kejujuran.

Anda Puas dengan Buku barunya?


Ya, saya banggasaya senangKatanya sudah lebih 100 ribu eksemplar, dan sudah best sellerSaya beberapa kali diundang launching, seperti di  Bandung, Bogor, Jakarta, PalembangIsi buku itu runut kayak kita wawancara inilahMisalnya saya katakan, Polisi Suka Minta DuitIsinya banyak sekaliTerutama pengalaman saya dalam bulan-bulan terakhir lah.

Berkembang juga wacana, bahwa masih berambisi Jadi Kapolri?


Hahaha..saya dikatakan akan menggantikan Kapolri, akan menjadi Ketua KPKPertanyaannya apakah saya pantasJadi Kabareskrim saja tidak dipakai, malah mau jadi KapolriSaya tidak ada mimpi menjadi Kapolri, ketua KPK, pencalonan gubernur masih lama, Wali Kota di kampung saya baru saja pemilihan, mau jadi artis tidak ada potongan.

Adnan Buyung mengaku menyesal, mendesak anda dicopot?

Iya, saya dengan Bang Buyung itu sebenarnya sudah akrab sejak lamaSaya katakan, Bang Buyung gak usah merasa bersalahBiarlah sejarah yang mengungkap ini semua.
          
Rencana anda selanjutnya Apa?


Saya ini tidak akan jadi apa-apa lagiSekarang, saya sudah enak karena bisa istirahat, bisa nonton tivi, bisa nimang cucu, bisa keliling jadi pembicaraSaya diundang kemana-mana berbicara soal pemilihan kepala daerah, materinya tentang pencegahan tindak kecurangan dan korupsiSaya berbicara di Gorontalo, berbicara di Bengkulu, di Bandung, di Asuransi TaspenSaya senang karena merasakan kembali suasana ngajar saat di Sespim.

Masih Dongkol gajinya dipangkas?

Iya, saya katakan, inilah penghargaan negara kepada sayaGaji dipotong dari Rp11 jutaan menjadi Rp4 jutaanTapi ndak apa-apa, pemasukan masih adaSaya masih ada pekerjaan lainHalal, bayar pajak, bayar zakat 2,5 persenKalau tidak ada usaha lain, mana bisa saya beli rumahKalau ada orang rumah bagus, tapi tidak ada usaha lain berarti dia korupsiSaya tidak korupsi.   Usaha itu bidang perdaganganBerkantor pusat di JakartaCabangnya antara lain di Sumatera Selatan dan BengkuluTapi ndak usah disebut usaha apa, nanti dilarang polisi, hahaha...

Memang keluarga kami diajari bekerja keras oleh orang tua (ayah Duadji, ibu Siti Atmah)Saya anak kedua dari delapan bersaudaraBapak saya seorang sopir, ai salah.bilang saja, pilot Cevrolet, sejak tahun 1970-anMemang cari duit dengan peras keringatSekarang, ayah dan ibu sudah meninggal semuaTapi, keluarga di Tebat Agung, Pagar Alam masih banyakSekarang malah saya bisa pulang kampung setiap mauKalau dulu gak bisa sembarang pulang karena tugasSekarang kantor tak ada.

:POLLING Lho, katanya anda sempat ke Singapura temui Anggoro Widjojo?

Saya ke Singapura itu atas sepengetahuan KapolriItulah sebabnya saya tidak mau mundur waktu desakan opini publik saat persoalan Bibit-Chandra mencuatSaya tidak menangani kasus Bibit-Chandra, kok malah saya yang harus bertanggung jawab, malah saya yang dituding merekayasa, bahkan ada yang menyebut saya kayak setanLebih menyedihkan lagi, saya dikatakan menerima duit korupsi Rp10 miliar dari AnggoroSaya sudah membantahnya berkali-kali, saya sudah bersumpah di depan Komisi III DPR.

Waktu di Komisi III, Anda menangisTangis beneran atau tangisan buaya?

Baru sekali itu saya menangisIbu saya meninggal saja saya tidak nangis, karena ada dalilnya tidak baik membasai kain kafan orang tuaKenapa saya menangis malam itu di depan Komisi III DPRSaya teringat dengan isteri saya yang tidak mau keluar rumah karena malu suaminya dituduh terima duit korupsi Rp10 miliarDua putri saya tidak mau kerja karena maluSekarang, isteri saya malah jualan barang di garasi rumahItulah yang saya sedihkan.

Tapi inilah tanda terima kasih negaraGaji saya dipotong, padahal saya yang berhasil melobi agar gugatan Indover Rp7 triliun kepada pemerintah Indonesia dibatalkanSaya pula yang memasukkan duit-duit Century dari luar negeri sebesar Rp13 triliunBelum lagi duit-duit Century di dalam negeriWaktu saya pula terungkapnya teroris kelas kakap Noordin M Top, Bom Ritz Carlton dan JW Marriot di Mega KuninganWaktu saya pula mengungkap bom mobil yang mau nargetkan pembunuhan PresidenBerarti seperti inilah negara berterima kasih kepada saya, saya tidak bersalah, tapi saya disuruh istirahat.

Saya dikatakan di depan Komisi III bahwa saya sudah mundurPada saat itu Kapolri berbohongMaksud saya, Kapolri negara tetanggaSaya dikatakan sudah mengajukan surat pengunduran diri, padahal ngetik surat itu saya tidak pernah.

Kenapa Anda tidak protes?


Waktu itu saya sudah mau beranjak, tapi dilarang Pak Makbul, katanya jangan disiniGak enak ribut di depan Komisi IIITapi, setelah itu kepada wartawan kembali disebut bahwa saya sudah mundur.

Sekarang bapak didukung banyak pihak, bahkan ada yang minta agar bapak diberi penghargaan karena membongkar markus?

Bagi saya, ini momentum untuk membenahi institusi polisiMari kita dukung Kapolri yang mendengungkan reformasi di tubuh PolriPresiden sudah menyatakan pembenahan di lembaga-lembaga penegak hukumKalau tidak sekarang, kapan lagi, kesempatan tidak datang dua kaliSaya tidak bisa melakukan ini sendiri, saya butuh rakyat, karena polisi ini adalah milik rakyatSaya dan polisi-polisi yang lain adalah pegawainya rakyatBegitu pula kejaksaan dan pajakSekarang kasus Gayus sudah diungkap, tapi masih ratusan Gayus-Gayus lainMarkus besar belum diumumkanGayus Tambunan, Andi Kosasih, dan pengacaranya yang ditahan, itu yang kecil, kita nantikan diumumkannya markus yang besar(*)

Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler