Itu juga terjadi musim ini dalam el clasico di paro pertama Liga Primera Spanyol yang berlangsung 10 Desember lalu. Ketika Karim Benzema mencetak gol pada menit pertama, Real tampaknya punya kans merebut kemenangan. Mereka juga terus menekan selama 15 menit pertama. Namun, di sisa pertandingan, Barcelona kembali mendominasi dan menang dengan skor 3-1.
Sejak Josep Guardiola melatih Barcelona pada 2008, rekor Barca dalam el clasico sangat mentereng. Dia membukukan delapan kemenangan, tiga kali seri, dan sekali kalah.
Padahal, dari segi kualitas pemain, Real tidak kalah. Mereka juga punya pelatih yang sarat prestasi. Tetapi, tetap saja Real kesulitan mengatasi Barca.
Menurut psikolog olahraga dari London Sport Institute Rhonda Cohen, Real mengalami inferiority complex alias merasa rendah diri. "Sangat sulit bagi mereka untuk mengatasi hambatan di otak mereka. Mereka tidak seharusnya selalu berpikir harus menang. Itu menimbulkan energi negatif dan akan memengaruhi permainan," kata Cohen sebagaimana dikutip Goal.
Real harus menghilangkan energi negatif itu untuk bisa menang atas Barca. Mereka juga harus menjaga harmoni seperti apa yang dilakukan Barca. Yakni, tetap tenang ketika tertinggal dan tetap fokus ketika sudah unggul gol.
"Hal terbaik yang bisa mereka lakukan ialah mengubah perspektif mereka tentang lawan. Para pemain juga harus bekerja secara kolektif dan membangun energi positif," jelas Cohen.
Selama ini, ketika melawan Barca, permainan Real selalu berbeda ketimbang pertandingan yang lain. Mereka terbebani dan berakibat sejumlah pemain andalannya terlalu tertekan. "Mourinho harus memberanikan dirinya," lanjutnya.
Sejatinya, komentar serupa sering diungkapkan beberapa legenda Real. Mereka menilai, seharusnya Real lebih berani meladeni Barca, bukannya ketakutan menguasai bola dan bermain dengan terburu-buru. "Harus tetap dengan gaya Real," kata Alfredo Di Stefano, legenda Real. (ham/c4/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kutukan Ronaldo di El Clasico
Redaktur : Tim Redaksi