jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Djuni Thamrin menilai eks Panglima TNI Jenderal (purn) Andika Perkasa tidak pernah memiliki masalah HAM selama berkarier di militer.
Menurut dia, hal itu merupakan modal kuat dipasangkan sebagai bacawapres pendamping Ganjar Pranowo.
BACA JUGA: Tidak Punya Cacat Karier Militer Dianggap Nilai Tawar Andika Jadi Pendamping Ganjar
“Andika unggul dalam hal tidak mempunyai catatan hitam dalam perjalanan kariernya sebagai militer dan ia relatif sukses membangun HAM dan demokratisasi dalam SOP militer,” kata Djuni Thamrin, Jumat (29/9).
Dosen Universitas Bhayangkara itu menilai seorang prajurit militer yang punya sejarah pelanggaran HAM akan sulit untuk membangun karier politik saat pensiun. Pasalnya, sejarah dan cerita kelamnya akan terus terbawa.
BACA JUGA: Andika Lama di Kopassus dan Bertugas di Tempat Sulit, Layak Jadi Pendamping Ganjar
“Jika terjadi (pelanggaran HAM), maka kecacatan moral akan terus melekat dan terekam. Maka akan sulit membawa negara menjadi mandiri dan berwibawa secara internasional,” tuturnya.
Peneliti pusat Kajian Kemanan Nasional Universitas Bhayangkara itu menambahkan Andika Perkasa adalah sosok yang tidak hanya mulus dalam torehan sejarah, tetapi juga dalam prestasi.
BACA JUGA: Andika Perkasa Buka-bukaan, Mengaku Siap Jadi Cawapres Ganjar
Sebab, menurutnya, seorang abdi negara khususnya prajurit TNI yang pernah memiliki sejarah terkait pelanggaran HAM, dinilai akan memiliki serangkaian krisis ketika memimpin negara.
“Bila seorang prajurit militer telah memiliki cacat karier dalam dunia militer, khususnya menyangkut pelanggaran HAM, maka yang bersangkutan tidak punya basis etika dan basis kepemimpinan yang dapat dijadikan referensi untuk terjun dalam dunia politik, setelah pascatugasnya. Maka akan sulit membawa negara menjadi mandiri dan berwibawa secara internasional,” kata dia. (tan/JPNN)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat Jenderal Andika Ceritakan Beban Prajurit di Medan Tempur, Lalu Bikin Ransum Bergizi
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga