Tak Punya Uang, tak Kenal BPJS, Radang Otak Diobati Dukun

Kamis, 29 Januari 2015 – 05:02 WIB

jpnn.com - MEULABOH – Sosialisasi keberadaan Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sepertinya belum optimal dilakukan di Aceh Barat.

Buktinya, masih terdapat rakyat miskin pedalaman tepatnya di Desa Murong Kecamatan Woyla, tidak mengetahui tentang keberadaan BPJS.
 
Yuswardi, penderita radang otak, hanya menjalani perawatan di rumah dengan bantuan seorang dukun kampung.
 
Baru kemarin (28/3), anak perempuan berusia 12 tahun tersebut menjalani pengobatan di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien (RSU-CND) Meulaboh.
 
Masa pertumbuhan siswi kelas III SD ini terganggu setelah mengalami gizi buruk. Dalam sebulan terakhir, kembali keluhan penyakit radang otak atau encephalitis menyerang tubuhnya. Yuswardi yang berdomisili di tepi hutan Aceh Barat itu, meneteskan air mata saat merasakan nyeri di kepala.
 
Ironisnya, Sarung (50) dan Jamilah (40), tidak mengetahui ada program BPJS. Karena tak punya duit, orang tua Yuswardi itu hanya memberikan pengobatan alternatif secara tradisional, yaitu menggunakan jasa dari seorang dukun kampung.
 
Tetapi, meski telah mendapat perawatan dengan sejumlah rajah (jampi-jampi), anak perempuan pasangan suami-istri ini tetap mengeluh hingga tidak sadarkan diri.
 
"Tidak berani membawa ke rumah sakit. Tidak ada uang. Terpaksa kami rawat di rumah dengan pengobatan tradisional. Ada yang bilang penyakit anak saya cuma penyakit kampung biasa," ucap Jamilah.
 
Beruntung Selasa (27/1) malam, datang sanak keluarganya, lalu menjelaskan tentang program BPJS. Seketika, Yuswardi dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis.  
 
Spesialis Anak RSUD-CND Meulaboh dr Harisma Saputra menjelaskan, kondisi Yuswardi saat masuk ke rumah sakit mengalami kejang-kejang.

BACA JUGA: Wakil Rakyat Ancam Berkemah di Istana

“Kondisi anak ini (Yuswardi) sangat memprihatinkan, selain ia juga tidak sadarkan diri dan tubuh mengalami kejang-kejang. Anak ini menderita radang otak dan telah  dirawat 20 hari di rumah secara tradisional,” jelasnya.

Akibat terlalu lama tidak ditangani secara medis, kuman berkembang biak dalam otak dan telah memperburuk kondisi pasien. Walau Yuswardi telah berumur 12 tahun, namun berat badan hanya 10 kilogram. (den)

BACA JUGA: Natuna Tak Bisa Penuhi Anggaran Pendidikan Sesuai Ketetapan Pusat

 

BACA JUGA: Kisah Istri yang Punya Suami Suka Berkeliaran Tengah Malam tanpa CD

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sempat Mencekam, 2 Kelompok Pemuda Perang Batu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler