jpnn.com - Penasihat negara Myanmar Aung San Suu Kyi akhirnya bersuara soal konflik di Negara Bagian Rakhine. Tanpa sama sekali menyebut etnis Rohingya, Suu Kyi memastikan bahwa pemerintah berusaha melindungi semua orang di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikannya dalam perbincangan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Pembicaraan tersebut dirilis Kantor Penasihat Negara Myanmar melalui Facebook, Rabu (6/9).
BACA JUGA: Rohingya Diberantas, Parmusi Desak Pemerintah RI Lebih Tegas
"Kami sangat mengerti, lebih dari kebanyakan (bangsa), bagaimana rasanya hidup tanpa hak asasi manusia dan perlindungan demokratis. Karena itu, kami memastikan hak setiap orang di negara kami terlindungi, tak hanya hak politik, tapi juga sosial dan perlindungan kemanusiaan," ujar Suu Kyi.
Suu Kyi mengeluhkan banyaknya informasi yang salah mengenai situasi di Rakhine. Dia khawatir situasi tersebut berdampak buruk terhadap hubungan Myanmar dengan negara-negara sahabat.
BACA JUGA: Ayo, Segera Usir Dubes Myanmar agar Merasakan Tak Enaknya Dinista
Mengenai masalah misinformasi ini, Suu Kyi sempat menyinggung soal wakil perdana menteri Turki yang mengunggah banyak foto hoaks mengenai kondisi di Rakhine.
Menurut dia, hoaks semacam itu adalah bagian dari agenda besar kelompok teroris yang ingin menciptakan kekacauan.
BACA JUGA: Mendagri Minta Daerah Perhatikan Nasib Pengungsi Rohingya
"Turki yang berpengalaman menghadapi bahaya terorisme dan kelompok PKK (separatis Kurdi) pasti mengerti tantangan yang saat ini dihadapi Myanmar," tambah Suu Kyi.
Suu Kyi pun memastikan bahwa Myanmar berniat mengimplementasikan rekomendasi dari komisi yang dipimpin eks Sekjen PBB Kofi Anan secepatnya, dengan tetap memperhatikan kondisi di lapangan. Untuk melakukan itu, pemerintah akan membentuk sebuah komite.
Masih berdasarkan rilis Kantor Penasihat Negara Myanmar, Erdogan merespons positif penjelasan dari Suu Kyi tersebut. Dia memahami tantangan yang dihadapi Myanmar dan mengapresiasi niatan untuk tetap menjaga hubungan baik. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Please, Tak Usah Menyeret Isu Rohingya untuk Komoditas Politik
Redaktur & Reporter : Adil