jpnn.com - JAKARTA - Para nelayan Muara Angke dan Kali Adem Jakarta Utara mendukung proyek pengembangan kawasan Jakarta Utara melalui pola reklamasi. Mereka menilai, penolakan yang ada saat ini hanya dilakukan oleh segelintir orang demi kepentingan politik.
Warnita, salah seorang nelayan tradisional di Muara Angke mengatakan, tidak ada untungnya bagi nelayan menolak pengembangan kawaasan Jakarta Utara.
BACA JUGA: Inilah Perbedaan Utama Ahok dengan Ali Sadikin
“Kami hanya menginginkan pengembang dan pemerintah memberikan perhatian atas dampak yang timbul. Kami juga berharap pengembangan kawasan ini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di Muara Angke ini,” kata dia ketika dihubungi wartawan, Kamis (29/9).
Dia mencontohkan, dampak yang muncul tersebut antara lain nelayan tradisional yang harus mengambil ikan lebih ke tengah laut. Dengan demikian, mereka membutuhkan bantuan jaring untuk menangkap ikan di perairan yang lebih dalam.
BACA JUGA: Didsukcapil DKI Terapkan Strategi Jemput Bola untuk Rekam e-KTP
Begitu pula dengan proses mendapatkan bahan bakar yang selama ini sangat rumit dan mahal. Pemerintah diminta menyederhanakan proses mendapatkan bahan bakar subsidi tersebut dan pengembang membantu menyiapkan infrastrukturnya. “Misalnya pakai pom bensin duduk untuk bahan bakar,” ungkap Warnita.
Tak cuma itu, ia juga menyatakan sejumlah organisasi yang selama ini menolak reklamasi kurang melibatkan nelayan kebanyakan. Mereka sebagian besar beranggotakan nelayan pendatang yang memiliki motif dan kepentingan tertentu. Padahal, kata Warnita, ratusan nelayan yang biasa melaut justru tidak mempersoalkan proyek reklamasi.
BACA JUGA: Nafsu Berahi Ahok Telah Menodai Janji Jokowi
"LSM yang mengajak menolak proyek ini hanya punya janji-janji palsu. Menolak reklamasi juga tidak menjamin bahwa kehidupan nelayan akan membaik," katanya.
Justru dengan adanya pengembangan kawasan baru di Jakarta Utara ini para nelayan berharap anak-anak mereka bisa mendapatkan sumber kehidupan baru. Sebab, dengan pembangunan berbagai macam fasilitas dan aktivitas bisnis, kebutuhan tenaga kerja akan semakin besar.
“Bagi kami buat apa menolak reklamasi. Toh tidak ada pengaruhnya juga bagi kehidupan nelayan. Justru jika ada pembangunan di wilayah ini kami berharap anak-anak kami bisa mendapatkan sumber kehidupan baru, selain menjadi nelayan,“ ungkap Warnita.
Syahrir, nelayan lainnya juga sependapat dengan Warnita. Menurut dia, sejatinya nelayan hanya ingin diperhatikan nasibnya oleh pemerintah dan pengembang. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan mereka akan turut terangkat.
Baik Warnita maupun Syahrir meminta pemerintah dan pengembang memberikan berbagai program pemberdayaan yang mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan. Program-program tersebut dapat dikelola melalui koperasi. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buar! Ada Ledakan di Depan Depok Town Square
Redaktur : Tim Redaksi