Tak Takut Dirasuki, Kalau Besar Ingin jadi Polisi

Senin, 25 Februari 2013 – 11:10 WIB
TATUNG CILIK: Winson memerlihatkan aksinya di atas tandu pada Cap Go Meh Food And Festival 2013, di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (24/2). FOTO: BOY / JPNN
Puncak perayaan Cap Go Meh atau hari ke-15 Tahun Baru Imlek 2564 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (24/2) berlangsung spektakuler. Perayaan yang dikemas dalam acara Cap Go Meh Food and Festival 2013 itu tambah spektakuler dengan atraksi tatung cilik dari Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Ia berhasil memukau ribuan pengunjung yang menyaksikan atraksi di tengah panasnya cuaca di ibukota.

-----------------------------------------------
M. KUSDHARMADI, Jakarta
-----------------------------------------

CUACA
di ibukota Jakarta terbilang panas, kendati matahari tak begitu terang memancarkan sinarnya pada Minggu (24/2). Tepat di hari perayaan Cap Go Meh. Lalu lintas ibukota terbilang padat. Termasuk menuju arah kawasan Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat. Di sinilah, tepatnya di Arena Gambir Expo Kemayoran digelar Festival Cap Go Meh.
           
Seperti perayaan di Kota Singkawang, Kalbar, kali ini juga menampilkan atraksi tatung (orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur). Beberapa tatung unjuk kebolehan di lapangan basket arena Gambir Expo. Suara musik khas mengiringi. Tabuhan gendang riuh terdengar. Bau dupa harum semerbak. Menyebar ke segala sudut arena.
           
Di lapangan terlihat sebuah altar yang menjadi tempat sembahyang para tatung. Selain itu masyarakat tionghoa yang datang juga bersembahyang di sana. Cuaca panas seakan tak dipedulikan oleh masyarakat pengunjung. mereka terus asik mengabadikan momen-momen langka tersebut dengan kamera.

Tak lama kemudian tandu-tandu untuk tempat tatung beraksi satu persatu dimasukkan di lapangan. Tandu tersebut diwarnai bendera-bendera yang menjadi lambang perkumpulan masing-masing plus gambar naga. Benda-benda tajam menyerupai pedang membuat tandu menjadi kian gagah.
           
Nantinya, benda tajam inilah yang akan dinaiki para tatung, setelah mereka didatangi oleh ruh. Rasa penasaran membuat para pengunjung semakin mendekat ke tandu. Mereka penasaran dengan atraksi yang akan dilakukan oleh para tatung.
           
Tak semua tatung yang tampil dari kalangan dewasa. Selain ada juga dari kalangan perempuan, pada perayaan Cap Go Meh kali ini tatung cilik juga unjuk kebolehan. Dia adalah Lie Kap Cau alias Winson (9). Bocah cilik yang biasa disapa Acau ini adalah salah satu tatung yang berasal dari perkumpulan Dewa Datuk, asal Kabupaten Sambas, Kalbar.

Lantaran masih bocah, aksi dia pun menjadi salah satu perhatian pengunjung. Bahkan, ratusan pasang mata tertuju pada kelompok Dewa Datuk yang tampil memukau.
           
Dengan luwes Winson bergerak mengikuti irama musik yang dimainkan oleh para kru Dewa Datuk. Ia memegang perisai di tangannya. Geraknya tidak kaku. Bahkan sudah seperti orang dewasa. Ia mengitari sebuah tempat yang diisi oleh wangian yang mengeluarkan asap. Tarian terus dimainkan.
           
Momen ini mengundang decak kagum dari para pengunjung. Bahkan, terlihat banyak yang mengabadikan momen ini dengan kamera. Perhatian nyaris tertuju pada aksi Winson dan Dewa Datuk yang juga ada ayahnya Suhu Tony dan kakeknya Lie Bun Hie itu.
           
Tabuhan alat musik gendang membuat suasana semakin hangat. Winson terus melenggang. Sorot matanya tajam. Wajahnya terlihat dingin. Ia sesekali mengangkat kakinya mengikuti gerakan musik. Sementara personil lain dari Dewa Datuk juga mendampingi Winson menari.
           
Tak hanya menari, Winson kemudian beratraksi di atas tandu. Sontak saja, suasana menjadi tegang melihat bocah cilik ini beraksi menginjak benda tajam yang ada di tandu itu. 

Tanpa ada rasa sakit Acau  kemudian melakukan aksi demi aksi berikutnya. Bahkan, aksi yang dilakukan Acau ini sama seperti yang lazim dilakukan para tatung-tatung senior.

Kendati berusia belia kehadiran Acau dalam perayaan Cap Go Meh ini sangat menghibur dan mengundang decak kagum. Acau juga tampil luwes dan tidak kaku. Sebab, beratraksi seperti yang dilakukan ini bukan pertama kalinya bagi Acau. “Dia sudah sering tampil di Jakarta,” kata Evina, bibi Acau, kepada Pontianak Post, Sabtu (24/2).
           
Sebelum tampil beraksi, Winson sempat makan bersama dengan Evina yang berasal dari Tebas, Sambas ini. Winson terlihat santai. Bocah ini tidak banyak bicara. Namun, dia cukup lincah. Terbukti, usai makan dan pertunjukan belum dimulai Winson kerap kesana kemari. Nalurinya sebagai anak-anak membuatnya selalu ingin bermain.
           
Winson merupakan anak dari Suhu Tony. Ayahnya juga seorang tatung.  “Ayahnya Suhu Tony, sudah terkenal,” kata Evina. Menurut Evina, Acau merupakan anak Suhu Tony satu-satunya. Ibunda Winson, almarhumah Afung sudah meninggal dunia. “Sekitar dua tahun lalu,” imbuhnya.
           
Winson merupakan pelajar sebuah sekolah dasar di Tebas, Sambas. Ia saat ini duduk di kelas 2. Winson tinggal bersama kakeknya Lie Bun Hie, yang juga seorang tatung.  “Ayahnya tinggal di Pademangan, Jakarta. Biasa ngobatin orang sakit di sini,” kata Evina.
           
Kemampuan Winson bisa dikatakan faktor keturunan. Ia mengikuti jejak sang ayah. Walaupun saat masih hidup, ibunya bukan seorang tatung. “Ibunya tidak, ia ikut ayahnya,” ungkap Evina yang setia menemani keponakannya makan itu. Sehari-hari, kata Evina, Winson anaknya lincah dan cerita. Hobinya bermain sepakbola. “Tapi, ya kadang-kadang nakal juga, seperti anak-anak seusianya,” ujar Evina.
           
Winson pun sepertinya tidak punya rasa takut dalam menjankan aksinya. "Tidak takut,” katanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Winson senang bisa tampil pada perayaan Cap Go Meh ini.  Ia juga memiliki cita-cita besar untuk masa depannya kelak. “Saya ingin jadi polisi. Biar bisa nangkap orang jahat,” kata Winson polos. (**)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Perlu Sewa Stan, Cukup Kirim Barang

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler