Tak Terima Hasil Pilpres Venezuela, Amerika Desak Jagoannya Diakui sebagai Pemenang

Kamis, 01 Agustus 2024 – 18:26 WIB
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyapa pendukungnya di Karakas. Foto: Reuters

jpnn.com, WASHINGTON DC - Amerika Serikat mendesak Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan komunitas internasional untuk mengakui Edmundo Gonzales, calon presiden dari kubu oposisi, sebagai pemenang pemilihan presiden 28 Juli lalu.

Hal tersebut disampaikan Kepala Biro urusan Belahan Bumi Barat Departemen Luar Negeri AS Brian A. Nichols dalam rapat Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) pada Rabu (31/7).

BACA JUGA: Kunjungan Perdana Menteri Israel Ditentang Publik Amerika Serikat

"Maduro dan perwakilannya harus mengakui Edmundo Gonzales Urrutia sebagai pemenang pemilihan presiden. Dengan bukti-bukti yang ada pun, pemimpin dunia harus mengakui kemenangan besar Gonzales dalam pemilu," ucap Nichols.

Pemilihan presiden tersebut dimenangkan Maduro, menjabat sebagai presiden sejak 2013, yang meraih 51 persen suara. Hasil pemilu tersebut lantas memicu unjuk rasa di Ibu Kota Caracas dan kota-kota lainnya.

BACA JUGA: Murka! China Tidak Terima Militer Filipina Diguyur Dolar Amerika

Kubu oposisi Venezuela juga menyatakan bahwa calon mereka, Gonzales, adalah pemenang sebenarnya dalam pilpres berdasarkan penghitungan mandiri.

Meski di tengah desakan untuk merespons hasil pilpres Venezuela yang dimenangi Maduro -- berdasarkan hasil resmi otoritas pemilu setempat -- OAS gagal mengadopsi resolusi untuk mendesak Venezuela memastikan transparansi pemilu secara menyeluruh dalam rapat Rabu tersebut.

BACA JUGA: Amerika Parkir Rudal di Jerman, Warga Lokal Merasa Tidak Nyaman

Hanya 17 negara anggota OAS yang mendukung rancangan resolusi tersebut, selisih satu dari ambang batas 18 suara untuk pengesahannya. Walaupun tak ada negara anggota yang menolak resolusi itu, sebanyak 11 negara menyatakan abstain.

Padahal, rancangan resolusi tersebut hanya mendesak Venezuela memastikan transparansi demi menjaga kredibilitas pemilu dan tidak mencakup klausul yang menolak hasil pemilu negara itu.

"Kami tetap menyerukan transparansi dan dirilisnya hasil pemilu yang akurat dan rinci (di Venezuela)," ucap Nichols dalam pernyataannya di media sosial X.

Venezuela juga menuduh sejumlah negara ikut campur dalam pemilu presiden, terutama setelah sejumlah negara tersebut menyatakan tidak mengakui hasil pilpres. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler