jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah akan memulangkan 238 warga negara Indonesia (WNI) yang sempat menjalani observasi kesehatan di Natuna ke keluarga masing-masing pada Sabtu (15/2) ini. Sebelumnya 238 WNI yang dipulangkan dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok beserta 42 orang anggota tim evakuasi dan lima staf KBRI Beijing dikarantina di Natuna sejak 2 Februari 2020 menyusul merebaknya virus corona.
Menurut Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman, pemerintah memastikan para WNI yang menjalani observasi di Natuna itu dalam kondisi sehat walafiat. "Terima kasih sebanyak-banyaknya dan hormat sehormat-hormatnya untuk seluruh warga Natuna yang menjadi tuan rumah saudara sebangsa kita 285 orang menjalani transit observasi dari Provinsi Hubei, RRT, hingga hari kepulangan pada Sabtu 15 Februari 2020 ini," ujarnya.
BACA JUGA: Penuh Kebahagiaan, Menkes Terawan Terbang ke Natuna
Fadjroel menambahkan, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama Kementerian Kesehatan dan instansi terkait telah melakukan tindakan sesuai Inpres Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia. Menurutnya, observasi bagi WNI yang dipulangkan dari Wuhan itu sesuai protokol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Lebih lanjut Fadjroel mengatakan, ke-238 WNI itu akan diterbangkan dari Natuna menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. “Pemerintah daerah yang akan menjemput mereka di Bandara Halim Perdanakusuma serta mengantar mereka kepada keluarga masing-masing," kata dia.
BACA JUGA: 65 Warga Jatim Dinyatakan Sehat, Siap Tinggalkan Observasi di Natuna
Fadjroel juga mengimbau seluruh masyarakat agar menerima para WNI yang sempat menjalani observasi kesehatan tersebut. Dia memastikan pemerintah tetap memantau perkembangan kesehatan dan kondisi masyarakat.
"Untuk diketahui, 285 orang yang akan pulang tersebut terdiri atas 238 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, satu WNA (suami dari WNI), lima anggota tim pendahulu KBRI Beijing, dan 42 orang dari tim penjemput termasuk kru pesawat dan petugas kesehatan," jelas dia.(tan/jpnn)
Guru Honorer Layak Diberhentikan?
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga