Tak Terlalu Bernafsu di Super Series Malaysia dan Korea

Fokus All England, Tontowi/Liliyana Absen di Malaysia

Selasa, 01 Januari 2013 – 08:40 WIB
JAKARTA - Kehadiran legenda bulu tangkis Indonesia Rexy Mainaky di kepengurusan anyar Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) langsung berdampak pada orientasi target. Atlet yang terjun di turnamen super series  Malaysia Terbuka dan super series premier Korea Terbuka mengalami perombakan.

Pasangan ganda campuran nomor satu Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir batal tampil di Malaysia. Mereka sejatinya juga diminta absen di Korea agar bisa fokus menghadapi All England.

"Tapi karena sudah mendaftar di Korea, mau tidak mau mereka tetap harus hadir walau tidak menargetkan juara. Kalau memaksa absen, kita bisa kena penalti," kata Rexy kemarin (31/12).     

Peraih medali emas di Olimpiade Atlanta 1996 itu mengatakan, fokus utama pebulu tangkis Indonesia saat ini ada pada empat kejuaraan. Yakni, All England, SEA Games, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis, dan Piala Sudirman.

Karena itu, segala daya dan upaya dikerahkan untuk mengejar gelar di empat even tersebut. "Kami lihat, dari segi apa atlet yang bersangkutan harus hadir di Malaysia dan Korea. Kalau tidak ada, kita sign out saja," tegasnya.    

Sebelumnya, versi berbeda disebutkan pelatih ganda campuran Indonesia Richard Mainaky terkait absennya Tontowi/Liliyana di Malaysia. Menurut dia, Tontowi saat ini sedang kehilangan fokus karena masalah percintaan. Akhirnya namanya dihapus dari daftar atlet sekaligus sebagai persiapan menghadapi All England.

Kata Rexy, saat ini adalah masa transisi antara kepengurusan lama dan baru. Karena itu, pemilihan atlet untuk even di Malaysia dan Korea tersebut masih banyak yang didasarkan pada keputusan pengurus sebelumnya. "Karena jarak persiapannya juga terlalu dekat. Kami belum lama menangani. Even itu masih bagian dari pengurus lama," katanya.    

Pemilihan atlet memang menjadi salah satu fokus pembenahan Rexy. Atlet yang dikirim harus yang benar-benar layak. Dia tidak ingin ada kejadian atlet dipaksakan berangkat hingga gagal meraih juara. Sebab, itu bisa berakibat pada mental tim bulu tangkis Indonesia secara keseluruhan.     

"Kalau kita menang terus, kita akan punya semangat untuk menang terus. Kalau kita kalah terus, bisa berakibat pada mental. Jadi, lebih baik kita kirim yang benar-benar kita rasa layak. Ukuran kelayakan juga harus jelas," katanya.    

Persiapan atlet, kata Rexy, juga penting. Dia menegaskan bahwa atlet tak bisa diukur persiapannya hanya dari performa di lapangan. Pemain yang akan dikirim harus siap secara fisik, mental, dan psikologis. Ukurannya bisa dilihat berdasarkan hasil training, performance, dan lain sebagainya. "Ini namanya proper preparation. Persiapannya tak bisa sembarangan," katanya. (aga)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setan Ingin Revans

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler