Taksi Putih Tebar Teror, Incar Karyawati Pulang Malam

Rabu, 03 Desember 2014 – 07:44 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Wilayah Jakarta Selatan menduduki posisi pertama daerah paling rawan aksi perampokan penumpang taksi. Catatan Polda Metro Jaya selama 2014, mulai 1 Januari-1 Desember terjadi empat insiden perampokan penumpang taksi dengan korban tiga wanita dan satu pria warga negara (WN) Korea. Dua kasus teranyar yang korban karyawati terjadi berselang empat hari saja.

 

Tapi bila dikalkulasi terdapat 8 kasus perampokan di dalam taksi dengan rincian menimpa penumpang 4 kasus dan empat kasus lagi menimpa sopir taksi.

BACA JUGA: 2.000 Pelanggar Lalulintas Ditindak

”Selama 2014 ini terdapat 8 kasus perampokan di dalam taksi. Wilayah Jakarta Selatan terbanyak dengan 5 kasus,” terang Kombespol Rikwanto, Kabid Humas Polda Metro Jaya kepada INDOPOS (Grup JPNN), kemarin (2/12).
     
Untuk urutan selanjutnya kasus perampokan taksi terjadi masing-masing satu kasus di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Utara.

BACA JUGA: Petugas Reklame Tewas Kesetrum

Dia juga mengatakan, terdapat dua kasus perampokan taksi yang menyasar penumpang terbaru. Pertama, kejadian di Mega Kuningan, Menteng, Jakarta Selatan dan yang kedua di SCBD, Semanggi, Jakarta Selatan.

Rikwanto juga mengatakan, modus antara kedua kasus ini terdapat kemiripan dan model lama. Jadi, ada dugaan pelaku perampokan bekerjasama dengan sopir taksi. Lantaran korbannya perempuan dan para pelaku keluar dari dalam bagasi taksi. ”Bagasi taksi itu dimodifikasi. Sehingga pelaku bisa ke kursi penumpang saat taksi jalan,” terangnya juga.

BACA JUGA: Ratusan Rekening Ganda Guru Ditemukan

Setelah pelaku keluar dari bagasi taksi, langsung menodong dan mengancam penumpang. Lalu merampas hartanya. Seperti telepon selular (ponsel, Red), laptop, dompet dan uang tunai. Bahkan dalam dua kasus itu, sopir taksi mengangkut kawanannya di pinggir jalan dan memaksa penumpang mengambil uang di ATM.  

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombespol Heru Pranoto mengatakan aksi perampokan terbaru yang menyasar sopir taksi dialami seorang karyawati berinisial RP, 30, Senin (1/12) malam. Sedangkan sebelumnya korban juga seorang karyawati berinisial RW, 27 juga dirampok di dalam taksi pada Jumat (28/11).
     
Kasus terbaru yang menimpa RP berawal saat dia menyetop taksi di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Senin (1/12) sekitar pukul 19.30. Setelah menaiki taksi yang distopnya itu, tidak lama kemudian muncul seorang pria mengenakan cadar hitam dari dalam bagasi taksi tersebut. Dia lantas ditodong dengan pisau dan diminta agar tidak melawan bila tidak ingin dilukai.

Tak lama kemudian, sang sopir taksi menelepon rekannya lalu menaikkan anggota komplotannya itu di pinggir jalan. Setelah itu, harta benda RP dikuras. Berupa iPhone 5S, laptop, ATM BCA dan kalung emas. Uang miliknya Rp 200 ribu untuk membayar taksi juga diambil para pelaku. Bahkan, RP diminta menarik uang tunai di sebuah mesin ATM.
     
Sedangkan kasus yang menimpa RW, dia dirampok saat menaiki sebuah taksi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan saat hendak pulang melalui Jalan Mega Kuningan. Perampokan penumpang taksi perempuan itu terjadi pukul 23.0. Setelah duduk di jok belakang taksi, RW baru menyadari ada orang selain dirinya dan sopir taksi di dalam taksi tersebut.

Pelaku lainnya ikut naik saat taksi melintas di Mal Ambasador. Korban langsung ditodong agar menyerahkan harta bendanya berupa ponsel dan uang Rp 1 juta. Korban juga diancam akan disakiti sehingga tak bisa berteriak meminta tolong. Setelah merampas harta bendanya, lanjutnya, RW diturunkan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Para pelaku yang berjumlah tiga orang itu melarikan diri ke arah Senen, Jakarta Pusat. Heru mengatakan, dalam kasus itu pihaknya telah mengantongi ciri-ciri mobil yang ditumpangi korban.

”Kasus yang menimpa RP diduga terkait dengan kasus RW, namun kami masih dalami keterkaitannya. Kalau dilihat modusnya, tidak menutup kemungkinan pelakunya sama,” ucapnya juga.

Dia menguraikan, sejumlah kesamaan kasus perampokan itu, taksi yang ditumpangi kedua korban sama-sama berwarna putih dan dari perusahaan taksi yang sama.

Tidak hanya itu, modus perampokan yang dilakukan para pelaku atas dua kejadian perampokan berbeda ini, juga sama. Pelaku sudah bersembunyi di dalam bagasi mobil taksi, lalu muncul di balik jok penumpang.

”Dalam aksi perampokan di dua tempat kejadian perkara (TKP) ini, sang sopir taksi juga sama-sama terlibat. Saat ini kami masih memburu para pelakunya. Anggota juga sudah disebar di lapangan guna mengungkap dua kasus perampokan ini,” ujar Heru juga.
     
Terpisah, RP mengaku perampokan berawal saat dirinya menyetop taksi berwarna putih di kawasan SCBD, Jakarta Selatan pukul 19.30 usai pulang kerja. Setelah menaiki taksi berwana putih yang distopnya, tidak lama kemudian muncul seorang pria menggunakan cadar hitam dari dalam bagasi di belakang jok yang dia duduki.
     
”Pria yang keluar dari bagasi itu lantas mengancam saya dengan pisau. Sayapun diminta untuk tidak berteriak, karena bila teriak saya akan dibunuh. Saya takut sekali,”  ujar RP saat dihubungi via ponsel. Warga Tanah Abang itu mengaku nyawanya sangat terancam saat itu. Apalagi ternyata, sopir taksi itu juga rekan para pelaku.

Apalagi, saat itu sopir menelpon kawannya yang lain yang ternyata sudah menunggu di pinggir jalan. Pria itu lantas ikut bergabung ke dalam taksi. Pria tadi juga mengancam RP agar tidak macam-macam.

”Total pelaku jadinya tiga orang. Mereka langsung menguras barang berharga saya. Tapi masih untung saya tidak diperkosa,” ungkapnya juga dengan nada pelah.

Disinggung apa saja yang hilang disikat perampok? RP membeberkan barang-barangnya yang diambil seperti iPhone 5S, laptop, ATM BCA dan kalung emas. Karena uangnya tinggal Rp 200 ribu untuk membayar taksi, maka para pelaku memaksa dirinya untuk menarik uang tunai miliknya di sebuah mesin ATM.
     
”Saya dipaksa menguras isi ATM di sebuah minimarket di Jalan Ciniru, Jakarta Selatan. Setelah berhasil mengurasnya para pelaku kemudian menurunkan saya di Jalan Daksa, sekitar Senopati, Jakarta Selatan. Setelah itu saya langsung melaporkan perampokan itu ke Polda Metro Jaya,” tutupnya. (aen)

Cara Aman Naik Taksi

1.    Lebih Baik Pesan Taksi Resmi
Dengan memesan taksi melalui operator, pasti taksi yang Anda naiki lebih aman. Jangan menyetop taksi di tengah jalan atau taksi yang mengetem di pinggir jalan.
2.    Pastikan Nama Sopir dan Nomor Taksi
Setelah itu, minta nomor dan nama sopir taksi guna memastikan sopir yang datang sesuai. Jika berbeda, konfirmasi kembali dengan operator taksi.
3.    Duduk Tepat di Belakang Sopir
Lebih baik duduk di belakang sopir daripada menyerong dengan supir. Agar sopir taksi tidak bisa melihat gerak-gerik Anda menghindari rencana jahat.
4.    Jika Ada Tindakan Aneh Lapor Petugas
Jika di tengah perjalanan Anda merasa ada pelayanan taksi yang membahayakan, lapor ke kantor pusat taksi demi perbaikan pelayanan.
5.    Hindari Memakai Perhiasan
Anda harus menghindari menggunakan perhiasan mencolok guna menghindari orang berbuat jahat karena terpancing perhiasan yang Anda gunakan.
6.    Catat Nomor dan Nama Sopir Taksi
Catat nomor pintu taksi dan nama sopir tidak hanya menyelamatkan penumpung tapi juga membantu polisi menangkap pelaku bila terjadi kejahatan.


”Sopir” Taksi Rampok Penumpang

1 Desember 2014
Korban               : RP (30)
Jenis Kelamin  : Perempuan
TKP                    : Kawasan SCBD, Semanggi, Jakarta Selatan
Kerugian           : Laptop, kartu ATM, iPhone, kalung  emas, dan uang tunai

28 November 2014
Korban                : RW (27)
Jenis Kelamin   : Perempuan
TKP                      : Depan Gedung Mega Kuningan, Jakarta Selatan
Kerugian             : Ponsel dan uang tunai Rp 1 juta


12 Juli 2014
Korban               : Dong Won Lee (WN Korea), 35
Jenis Kelamin  : Pria
TKP                     : Arcadia Square, depan Gedung Nestle,  Jln. TB Simatupang, Jaksel
Kerugian            : Ponsel Samsung, laptop, uang tunai Rp 26 juta

18 Maret 2014
Korban        : Ariana Henry, 24
Kelamin      : Perempuan
TKP             : Depan Apartemen Mediterania, Central  Park, Jakbar
Kerugian    : Perhiasan emas, 2 telepon selular (ponsel)  iPod, uang tunai dan ATM

Sumber: Polda Metro Jaya

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fatimah, Nenek 90 Tahun Kembali Digugat Menantu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler