Takut Anak Jajan di Luar? Buat Bekal Sendiri Aja

Jumat, 10 Maret 2017 – 20:31 WIB
Jajanan di sekolah. Foto: JPG

jpnn.com, SURABAYA - Belakangan para orang tua mulai resah dengan maraknya jajanan berbahaya di lingkungan sekolah anak.

Ini harus jadi kewaspadaan bagi orang tua. Caranya, budayakan anak membawa bekal atau jajan sendiri.

BACA JUGA: Ditemukan Jajanan di Sekolah Gunakan Zat Berbahaya

Direktur Akademi Gizi Surabaya Andrianto menyarankan trik jitu bagi orang tua yang ingin memberikan makanan sehat untuk anaknya.

Menurut dia, hal terpenting dalam pemberian makanan sehat adalah dengan melihat makanan yang seimbang.

"Sarapan si anak harus diperhatikan," katanya.

Namun, sarapan saja tidak cukup. Sebab, saat usia sekolah, anak-anak membutuhkan energi yang banyak.

Ketika energi itu habis, si anak belum tentu bisa mengembalikan energinya.

"Akibatnya, ketika sekolah, anak menjadi lesu dan tidak konsentrasi," ujarnya.

Dia menyarankan setiap orang tua memberikan bekal kepada anak-anaknya. Yang paling pas adalah buah-buahan.

Sebab, buah mengandung air dan glukosa. "Air dapat mengurangi dehidrasi sehingga oksigen ke otak lancar. Sedangkan glukosa untuk energi. Dua hal itu penting untuk menunjang kecerdasan anak," katanya.

Di dalam buah juga terdapat vitamin C dan antioksidan.

Itu baik untuk pertahanan anak agar terhindar dari sakit. Anak yang bermain di luar tentu rentan terhadap penyakit.

Buah pun tidak selalu harus yang masih ada kulitnya. Orang tua bisa berkreasi dengan buah tersebut.

Bisa dibuat puding atau salad. "Anak juga dibekali minuman manis. Kalau ada susu, lebih baik," jelasnya.

Jika tidak sempat, disarankan mengonsumsi permen. Andri sangat menyarankan anak sekolah dibekali permen.

"Permen kan ada glukosanya. Itu bisa jadi sumber energi untuk anak," bebernya.

Tentu permen yang dimaksud bukan sembarang permen. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Misalnya, soal tekstur.

Dia lebih menyarankan untuk memberikan permen yang keras. Tujuannya, anak tidak tergoda untuk mengunyah.

"Kalau dikunyah, ada manis yang menempel di gigi. Akibatnya, ada karies," tuturnya.

Syarat lainnya adalah permen yang mahal. Andri meyakini bahwa permen yang lebih mahal terbuat dari gula asli dan tidak ada pewarna buatan.

Sementara itu, permen dengan harga yang cukup murah dikhawatirkan menggunakan bahan berbahaya.

"Ajarkan anak untuk memilih makanan yang berwarna hijau. Tidak kecuali permen," tuturnya.

Warna hijau biasanya didapat langsung dari warna daun atau klorofil. Warna lain dimungkinkan dari pewarna buatan.

Anak yang sudah besar disarankan untuk mengunyah permen karet. Dengan rutin mengunyah, enzim ptialin dirangsang untuk keluar.

Enzim di air liur itu sangat membantu dalam metabolisme makanan.

"Pemberian permen itu sebenarnya tepat sekali," kata Andri.

Andri juga mendukung pemberian uang saku. "Pemberian uang saku ini harus dipantau juga. Anak diarahkan," tuturnya.

Anak diberi pengertian bagaimana memilih makanan yang baik.

"Memberikan uang saku juga membuat anak belajar memilih makanan yang sehat," imbuhnya. (bri/lyn/c6/dos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler