Ketiga instansi yang tidak mau mengambil master soal tes CPNS itu adalah Pemprov Jawa Timur (Jatim), Pemkab Kubu Raya (Kalimantan Barat), dan Pemkab Tulang Bawang (Lampung). Sekretaris Kemen PAN-RB Tasdik Kinanto yang mengawasi jalannya serah terima master soal ini mengatakan, ketiga instansi tadi tidak mau mengambil resiko soal keamanan.
"Sebenarnya master soal ini sangat aman sekali," kata dia. Kalaupun misalnya master soal ini jatuh dan ditemukan orang, si penemu ini tidak akan bisa membuka master soal ini. Sebab, kata Tasdik, untuk membuka master soal ini harus mendapatkan semacam password yang hanya diketahui tim khusus dari Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).
Tasdik menjelaskan, perwakilan dari masing-masing instansi yang ditugasi mengambil master soal ini juga tidak memiliki akses untuk mendapatkan password tersebut. Selain itu, pengambilan master soal oleh instansi pusat yang rata-rata berdomisili di Jakarta ini juga dikawal polisi.
Menurut Tasdik, setelah master ini sampai di masing-masing instansi tetap tidak bisa dibuka dulu. "Harus menunggu dari tim Lemsaneg tiba di setiap instansi," tutur Tasdik. Kedatangan tim dari Lemsaneg ini sekaligus pertanda jika sudah masuk tahap pencetakan atau penggandaan naskah soal ujian CPNS.
Tasdik mengatakan sebagian besar instansi pusat dan daerah ini akan mulai menggandakan soal ujian CPNS pada 1 September mendatang. Khusus untuk di pemprov Jawa Timur, Tasdik mendapatkan informasi jika percetakan naskah ujian digelar H-2 atau H-1 pelaksanaan ujian CPNS. "Sangat masuk akal, karena pesertanya tidak banyak, dan percetakan yang sesuai standar juga tersedia banyak," tutur dia.
Sistem pemanggilan seluruh instansi yang akan menggelar tes CPNS ini mengulang pada seleksi CPNS baru pada 2004 lalu. Tasdik mengatakan jika tes ini bakal berjalan objektif serta jauh dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Tasdik mengatakan, tes tulis atau tes kompetensi dasar (TKD) ini terdiri dari 200 butir soal dan dikerjakan selama 120 menit. Catatan terakhir, ada 23 instansi pusat dan 21 instansi daerah yang menggelar tes CPNS serentak pada 8 September nanti.
Di temui usai serah terima master soal, Sekdaprov Jatim Rasiyo menuturkan kebijakan pihaknya tidak mau menerima master soal bukan keluar begitu saja. Tetapi benar-benar didasari dari pertimbangan keamanan.
"Jadi saya pulang ke Surabaya nanti tidak bawa apa-apa. Saya takut master soalnya jatuh di jalan," kata mantan kepala dinas pendidikan provinsi Jatim itu.
Master soal akan dibawa sendiri oleh panitia pusat diantaranya Lemsaneg ke Surabaya pada 1 September mendatang. Selanjutnya masuk tahap penggandaan. Rasiyo mengatakan, dia akan mensumpah pihak-pihak yang terlibat dalam percetakan dan distribusi soal ini untuk berbuat jujur. "Saya yakin tes CPNS di Jatim bebas KKN atau penyimpangan lainnya," kata dia.
Rasiyo mengatakan jika Jatim mendapatkan alokasi CPNS baru sebanyak 148 kursi. Alokasi ini terbagi untuk 90 kursi tenaga kesehatan dan 58 tenaga teknis lainnya. Dia mengatakan pemprov Jatim tidak mendapatkan alokasi guru, karena memang pemprov selama ini tidak diberi wewenang memiliki guru.
Selama masa pendaftaran CPNS pemprov Jatim, Rasiyo mengatakan jumlah pendaftar mencapai 22.358 orang. Dari jumlah tersebut, dia mengatakan kemungkinan bakal menyusut dalam seleksi admisitrasi. Rasiyo memperkirakan akan ada 9 ribuan pelamar yang masuk tahap tes tulis.
Dengan demikian perbandingan kuota CPNS baru dengan jumlah peserta ujian mencapai 1:60. Itu artinya, satu peserta harus mengalahkan 60 peserta lainnya untuk bisa lolos ke ujian berikutnya yaitu tes kompetensi bidang (TKB). Namun rata-rata tingkat keguguran di TKB ini rendah sekali, alias bisa disebut sudah pasti lulus. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kembangkan Kasus Angie untuk Bidik Pimpinan Banggar
Redaktur : Tim Redaksi