Taliban Bikin Aturan Baru, Sinetron Hanya untuk Laki-Laki

Rabu, 24 November 2021 – 19:46 WIB
Foto bergambar wajah perempuan di Kabul, Afghanistan yang dicoret-coret Taliban. Foto: Wakil Kohsar/AFP

jpnn.com, KABUL - Pemerintah Taliban merilis sederet pembatasan terhadap media Afghanistan, termasuk melarang tayangan serial televisi (sinetron) yang dibintangi perempuan.

Kelompok fundamentalis Islam itu juga mewajibkan pembaca berita perempuan di televisi memakai hijab Islami.

BACA JUGA: Pemerintah Taliban Akhirnya Bayar Gaji Pegawai Negeri Afghanistan, Dari Mana Dananya?

Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Afghanistan menetapkan sembilan aturan media pekan ini, sebagian besar melarang media apa pun yang bertentangan dengan "nilai-nilai Islam atau Afghanistan", kata juru bicara pemerintah Taliban pada Selasa (23/11).

Beberapa pembatasan khusus ditargetkan pada kaum perempuan, sebuah langkah yang berpotensi memicu kekhawatiran komunitas internasional.

BACA JUGA: Berani-beraninya Negara Arab Nasehati Taliban soal Hak Perempuan

"Drama (televisi) atau program-program yang menayangkan akting perempuan, tidak boleh disiarkan," tulis aturan tersebut.

Aturan itu juga mewajibkan wartawan perempuan yang bersiaran untuk memakai "hijab Islami" tanpa mendefinisikan apa maknanya.

BACA JUGA: Taliban: Insyaallah Ada Pengumuman Baik untuk Seluruh Negeri

Meski sebagian besar perempuan di Afghanistan sudah berjilbab, pernyataan Taliban di masa lalu bahwa perempuan harus memakai "hijab Islami" kerap membuat para pegiat HAM perempuan khawatir. Mereka menganggap istilah itu tidak jelas dan dapat ditafsirkan secara kolot.

Aturan tersebut mendapat kecaman dari pengawas HAM internasional Human Rights Watch (HRW), yang menyebutkan bahwa kebebasan media di Afghanistan merosot.

"Hilangnya ruang untuk perbedaan pendapat dan pembatasan yang semakin ketat bagi kaum perempuan di bidang media dan seni itu menghancurkan," ucap Patricia Goss, seorang petinggi HRW untuk kawasan Asia lewat pernyataan.

Meski pejabat Taliban sudah berupaya meyakinkan kaum perempuan dan masyarakat internasional bahwa hak-hak perempuan akan dilindungi sejak mereka mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus lalu, banyak pendukung HAM dan perempuan masih meragukan janji itu.

Di bawah pemerintahan Taliban yang lalu, perempuan tidak boleh keluar rumah kecuali untuk bersekolah atau didampingi oleh kerabat laki-lakinya. (ant/dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler