AFGHANISTAN - Taliban menyatakan perang atas proyek seni untuk membagikan 10 ribu balon berwarna merah muda secara cuma-cuma di Kabul. Kegiatan itu dituding telah mendorong perilaku tidak Islami.
Laman resmi Taliban mempersoalkan kegiatan itu dengan pertanyaan; “Apakah Itu Pertunjukan Balon atau Rok Mini?”. Mereka menilai karya seni konseptual itu adalah strategi untuk mempromosikan nilai-nilai Barat di antara anak-anak muda Afghanistan yang secara sukarela membagikan balon-balon tersebut.
“Pihak Barat menggunakan teknik-teknik berbeda untuk mempromosikan budaya mereka di Afghanistan, terkadang dengan cara menyamar,” kata Qari Habib, yang menulis dalam bahasa Pashto seperti dilansir sbs.com, Selasa (28/5).
“Beberapa perempuan muncul tanpa kerudung, memakai celana jins dan kaus ketat, dan bahkan rok mini di jalan-jalan. Para pemuda juga memakai pakaian gaya Barat. Setelah membagikan balon, mereka berkeliaran sekitar Kabul untuk mematahkan budaya hijab,” lanjutnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (25/5) pagi lalu -hari pertama bekerja dalam sepekan bagi warga Afghanistan- 100 tenaga sukarela membagikan balon-balon “perdamaian” berwarna merah muda menyala kepada pekerja, keluarga dan orang-orang yang sedang berbelanja. Penyelenggara acara tersebut, Yazmany Arboleda, merupakan seorang seniman berusia 31 tahun dari New York.
Arboleda mengatakan bahwa proyek itu dirancang untuk mendorong kreativitas anak-anak muda Afghanistan dan rasa kegembiraan di sebuah kota yang menderita karena perang selama puluhan tahun. Proyek berlabel “Kami Percaya Balon” itu didanai dengan sumbangan individu maupun kelompok yang mendonasikan USD 1 untuk satu balon.
Namun, Taliban punya persepsi berbeda soal acara itu. “Barat ingin menyelundupkan budaya mereka lewat program ini,” ujar Habib.
Menurutnya, tujuan acara itu jelas untuk mematahkan budaya menutup aurat bagi perempuan. "Perang atas nilai-nilai agama kami, kesederhanaan dan hijab sedang berlangsung dengan nama-nama berbeda seperti ski perempuan, gulat, pergelaran mode dan balon,” pungkasnya. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Leica Buatan 1931 Terjual Rp 6,8 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi