jpnn.com - JAKARTA - Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey memberikan tip 3 GO agar pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa membuat produknya naik kelas. Dia menjelaskan 3 GO itu ialah Go Modern, Go Digital, dan Go Global.
"Supaya bisa naik kelas itu minimal ada tiga, Go Modern, jangan Go tradisional tinggalkan cara-cara yang lama karena dunia sudah berubah tidak ada yang berubah selain perubahan itu sendiri," kata Roy dalam talkshow yang digelar di Pameran Pangan Plus 2023 yang merupakan bagian dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (30/9).
BACA JUGA: Diskusi Ketahanan Pangan di Rakernas IV PDIP: Aprindo Dorong Sensus Ekonomi Klaster UMKM
Menurut dia, para pelaku UMKM juga harus mementingkan digitalisasi atau Go Digital.
Roy menegaskan sangat penting untuk mengikuti perkembangan zaman. Produk yang ditawarkan harus bisa dijual melalui platform digital.
BACA JUGA: Hari Kedua Rakernas PDIP, Muncul Perintah Megawati kepada Seluruh Kader Partai
"Nah ini digitalisasi. Kalau tanpa toko online sekarang ketinggalan, karena online market 24 jam 365 hari tetap buka. Setiap UMKM mau naik kelas, perlu digitalisasi. Tida bisa tidak, ini memang zamannya," papar Roy.
Selain itu, Roy menambahkan yang tidak kalah penting ialah pengemasan atau packaging. Sebab, berbicara produk UMKM, maka pasarnya adalah masyarakat bukan ritel atau toko.
BACA JUGA: Sekjen PDIP Ajak Mahasiswa Pelajari Pidato Bung Karno di Sidang Umum PBB
"Packging dengan brand yang gampang dikenal. Gampang diingat oleh masyarakat karena produk ini adalah hal dihasilkan bukan untuk toko, tetapi untuk masyarakat. Toko itu hanya untuk saluran. Nah, packaging ini harus. Harus food grade, jangan tanggung tanggung. Kalau tidak food grade, ya, bocor," ujarnya.
Dia menambahkan terkait Go Global, produk yang ditawarkan harus bisa diterima secara luas.
"Ini tip paling sederhana yang gampang diingat dan gampang dilakukan," katanya.
Sisi lain, Roy juga berbicara soal pentingnya bantuan dari pemerintah atau institusi lainnya dalam hal pembiayaan.
Dia pun mengingatkan para pelaku UMKM agar berani berkolaborasi dan bersinergi.
"Mengajak pemerintah dan semua pemangku kepntingan untuk bersama sama bersinergi dan kolaborasi," ungkap Roy.
Dia mengatakan kolaborasi dan sinergisitas harus dibangun, tidak bisa hanya dipikirkan saja. "Enggak bisa hanya dimimpikan saja, harus dibangun oleh seluruh stakeholder," kata Roy.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pameran Pangan Plus 2023 Rahmad Handoyo mengatakan acara tersebut diisi dengan pertunjukan hasil produk pangan inovatif karya anak bangsa.
"Kami akan pamerkan bibit superunggul hingga teknologi pengolahan yang menghasilkan ragam produk turunan inovatif bernilai tambah,” kata Rahmad.
Menurutnya, dari pameran ini PDIP ingin menunjukan menjadi motor penggerak percepatan membangun kedaulatan pangan. Oleh karena itu, pameran digelar dengan mempertontonkan beragam transformasi potensi pangan daerah yang bisa menjadi produk pangan unggulan di masa depan.
Contohnya, budi daya padi, sorgum, porang, sagu, singkong, jagung, kelapa cokelat, tebu hingga unggas ruminansia dan ikan, dan produk pangan olahan.
Diketahui, peserta Pameran Pangan Plus 2023 terdiri dari 70 persen UMKM binaan PDI Perjuangan dan 30 persen dari mitra swasta nasional.
Pengunjung saat Pameran Pangan Plus 2023 bisa menyaksikan berbagai hasil pemberdayaan sektor makro pertanian dari tingkat hulu hingga hilir.
Peserta dalam Pemeran Pameran Pangan Plus 2023 terbagi dalam beberapa sektor seperti Zona Benih dan Tanaman yang diikuti Sekolah Berkebun dan PB Trubus.
Zona Minuman dan Makanan Berbasis Tanaman Lokal diikuti oleh Eureka Cafe Store, Wardi, Kopi Walet Turatea, dan Kopi Aranio.
Zona Produk Jamu Kesehatan Herbal diikuti oleh Amilatul Fadhilah dan Etty Rahayu, sedangkan Zona Produk Teknologi Pendukung Pertanian diisi oleh PT ARA.
Rakernas IV PDIP mengusung tema 'Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia' dengan subtema 'Pangan Sebagai Lambang Supremasi Kepemimpinan Indonesia Bagi Dunia'. (jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : JPNN.com