jpnn.com, JAKARTA - PT Kimia Farma (Persero) Tbk menyiapkan dana Rp 200-300 miliar untuk menambah seratus apotek baru pada tahun ini.
”Di ritel farmasinya, kan (pertumbuhan pendapatannya, Red) di atas 20 persen,” kata Direktur Keuangan PT Kimia Farma (Persero) Tbk IG Ngurah Suharta Wijaya, Jumat (1/3).
BACA JUGA: Bus Mudik Gratis Kimia Farma Mengalami Kecelakaan
Data itu membuat perusahaan semangat menggenjot pertumbuhan di sektor tersebut.
Dia menargetkan, sampai akhir tahun ini Kimia Farma memiliki 1.300 apotek.
BACA JUGA: Kimia Farma Rombak Jajaran Komisaris
Kimia Farma juga berambisi meningkatkan pangsa pasar empat persen tahun ini.
Target itu dianggap realistis karena proses akuisisi 56,77 saham PT Phapros Tbk, anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), telah selesai.
BACA JUGA: Kimia Farma Bagikan Dividen Rp 98 miliar
Saat ini pangsa pasar Kimia Farma berkisar 2,3 persen.
”Produk-produk Phapros ini sifatnya komplementari dengan kami. Ada lebih dari 60 persen produk baru yang bisa menjadi suplemen lewat konsolidasi,” lanjut Ngurah.
Kimia Farma berharap akuisisi akan memperkuat produk over-the-counter (OTC) farmasi atau produk tanpa resep dokter dan produk ethical atau obat yang hanya diperoleh melalui resep dokter.
”Kebetulan tidak banyak beririsan dengan produk kami,” imbuh Ngurah.
Pascaakuisisi tersebut, Kimia Farma memproyeksikan pertumbuhan pendapatan di atas 20 persen. Sebab, tahun lalu saja pertumbuhannya sudah 20 persen.
Kimia Farma berambisi mengakuisi rumah sakit sebagai bagian dari rencana ekspansi anorganik.
Ada sekitar sepuluh rumah sakit BUMN dan swasta yang sedang dibidik.
Yakni, rumah sakit-rumah sakit yang memberikan pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) atau minimal kelas C.
Dana akuisisi anorganik dianggarkan sebanyak Rp 2,5 triliun. (vir/c25/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Percepat Ekspansi Usaha, Kimia Farma Terbitkan MTN Tahap II
Redaktur : Tim Redaksi