Hal itu terjadi akibat meruginya sejumlah petani udang yang diakibatkan anjloknya hasil produksi. Padahal, awalnya Jawa Barat dikenal sebagai daerah penghasil udang berkualitas.
Merosotnya hasil produksi udang dikarenakan faktor serangan hama penyakit yang terjadi sejak tahun 90-an. Akibatnya, para petani mulai meninggalkan budidaya udang karena terus mengalami kerugian.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat Ahmad Hadadi, mengatakan bahwa kemerosotan hasil udang dikarenakan para petani memilih meninggalkan tambaknya begitu saja. Ribuan hektar tambak udang yang banyak tersebar di wilayah Pantai Utara Jawa Barat itupun akhirnya tak beroperasi.
"Total luas tambak udang di Jabar sekitar 75 ribu hektar, tapi yang beroperasi hanya sekitar 40 persen saja. Sekitar 45 ribu hektar lainnya dibiarkan begitu saja," kata Ahmad kepada wartawan.
Dikatakannya, selama ini mayoritas petani udang membudidayakan dua varietes udang, yakni udang vaname dan windu. Udang-udang tersebut lebih banyak dipilih karena produktivitasnya yang tinggi, selain memiliki nilai jual yang baik di pasaran.
Kendati begitu, varietes unggul tersebut rentan terkena hama penyakit. Akibatnya, lanjut dia, hasil produksi pun tak maksimal.
"Potensi maksimalnya bisa mencapai 10 ton per hektar, namun karena tak tahan penyakit, petani hanya bisa menghasilkan dua hingga empat ton saja per hektarnya. Sehingga petani banyak yang merugi," paparnya.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, pihaknya mengaku tengah berupaya mengembalikan kejayaan komoditas udang di Jawa Barat. Selain menyiapkan bibit unggul yang lebih tahan hama penyakit, Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat pun secara bertahap akan merevitalisasi tambak-tambak udang yang banyak dibiarkan telantar, seperti di wilayah Subang, Karawang, Indramayu, dan Cirebon.
Menurutnya, penciptaan bibit unggul akan dilakukan secara bersinergi dengan penelitian yang dilakukan pemerintah pusat. Revitalisasi tambak juga bagian dari upaya pihaknya untuk mencapai target produksi perikanan di Jawa Barat yang tahun ini mencapai 800 ribu ton.
Lebih jauh dia katakan, target itu lebih tinggi dibandingkan realisasi pencapaian tahun lalu yang hanya 750 ribu ton. "Menghidupkan kembali tambak sangat penting karena petani udang di Jabar pun jumlahnya lebih dari 150 ribu orang," katanya.
Ketika dikonfirmasi hal itu, Ketua Komisi B DPRD Jawa Barat Selly Gantina, menyambut baik rencana Pemerintah untuk menghidupkan kembali tambak udang di Jawa Barat. Akan tetapi, kata dia, keinginan itu perlu disertai pembagian peran yang jelas antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/ kota.
"Kalau (pemerintah) pusat yang menyiapkan benihnya, maka Pemprov yang merevitalisasi tambaknya," kata Selly kepada wartawan, kemarin.
Selain itu, menurut dia udang windu tergolong varietes udang yang rentan penyakit. Kondisi air perlu diperhatikan karena harus steril dan bebas dari polusi. Tak hanya itu, benih pun harus unggul disertai pemberian pakan yang baik.(agp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Pemkot Ramai-ramai Minta Pindah
Redaktur : Tim Redaksi