Tampar Murid, Guru Dipolisikan

Rabu, 06 Februari 2013 – 13:06 WIB
SIANTAR - Kasus penamparan murid SD terulang lagi. Seorang guru PNS dituduh menampar muridnya hingga memar hanya gara-gara tidak mampu menghafah bahan ujian Bahasa indonesia. Keluarga korban dan mengadukan oknum guru ke polisi.

Almas Nafis Purba (9), warga Dusun Tanjungan 1, Nagori Parbutaran, Kecamatan Bosar Maligas, murid kelas 3 SD Negeri 095217 Parbutaran ini melaporkan guru kelasnya Akim Sihotang ke Polres Simalungun.

Guru PNS ini dituduh telah melakukan penganiayaan dengan menampar wajah korban sebanyak dua kali. Akibatnya korban mengalami memar hingga shock dan takut ke sekolah. Kondisi ini diyakini keluarga korban telah menggangu mental korban. Menurut Alamas, penamparan yang dilakukan padanya lantaran guru kelasnya kecewa karena korban tidak mampu menghafal bahan ujian Bahasa Indonesia.

Almas Nafis Purba, ketika ditemui Metro Siantar (JPNN Grup),  menyebutkan, saat kejadian dia sempat ketakutan ketika diminta berdiri di depan kelas. Sejurus kemudian, dia diminta menyebutkan materi hapalan. Karena lupa, akhirnya guru kelas ini langsung menamparnya dua kali di pipi kiri dan kanan. Tak hanya itu, guru kelas ini juga memutar kepala korban sembari menjambak rambutnya.

”Pak guru marah karena Nafis gak bisa mengapal dan pipi kiri dan kananku ditampar Pak Hotang sambil menjambak rambutku. Rasanya sakit sekali saat itu Bang, itu pun aku takut mengadukannya sama Bapak, takutnya dimarahi,” ujarnya seperti dilansir Metro Siantar (JPNN grup), Rabu (6/1).

Sepulang sekolah, korban langsung pergi ke kamarnya sembari meringis kesakitan. Tak lama kemudian, adik sepupunya Faisal Nafis Purba (8) datang dan saat itu dia mengatakan, korban telah dianiaya guru kelasnya. Mendengar laporan itu, ayah korban Irwan Purba (38), berang dan langsung memanggil anaknya. Setelah didesak, akhirnya korban mengaku bahwa dia telah ditampar gurunya sebanyak dua kali.

Usai mendengar penjelasan dari anaknya, Irwan langsung mendatangi pelaku untuk menanyakan perihal penganiayaan itu. Ironisnya, saat itu guru ini justru terkesan melawan dan mengabaikan ayah korban. Irwan Purba yang juga ditemui di kediamannya menyebutkan, saat itu keduanya sempat terlibat kericuhan hingga akhirnya ayah korban pergi meninggalkan guru kelas ini.

”Ketika saya temui dan tanya dia malah tanya dengan saya bagaimana lagi mendidik anak supaya pintar. Padahal menurut saya, memukul anak sama saja merusak mental anak. Makanya saya kesal sekali dengan perbuatannya,” kesalnya.

Dua hari setelah kejadian itu, tiga orang keluarga guru ini datang ke rumah korban untuk berdamai, mendengar itikad baik itu orangtua korban mencoba menenangkan diri. Saat itu keluarga korban berjanji akan menghadirkan gurunya untuk minta maaf. Namun, setelah ditunggu beberapa minggu, gurunya tak juga muncul. Karena kesal, akhirnya keluarga korban melaporkan kejadian ini ke Polres Simalungun.

Bahkan saat ini, keluarga korban mengaku akan terus melanjutkan perkara ini hingga ke Pengadilan Negeri Simalungun, karena perbuatannya dianggap telah merugikan korban. Usai kejadian itu, kini siswa SD ini terpaksa pindah ke SD Inpres yang berdekatan dengan SD tersebut.

Sementara guru kelas ini masih tetap mengajar di sekolah tersebut. Beban mental yang kini dialami korban masih terlihat dari raut wajahnya yang tampak menyendiri dan ketakutan ketika melihat orang asing. Saat ini untuk mengurangi rasa takut anaknya ini ayah korban selalu mengantarnya ke sekolah setiap hari. Ini dilakukan supaya anaknya tetap bersekolah.

Sementara kediaman Akim Sihotang di Dusun 1 Pengkolan, Nagori Parbutaran, Kecamatan Bosar Maligas tampak tertutup rapat. Kasubag Humas Polres Simalungun AKP H Panggabean, ketika dihubungi membenarkan laporan keluarga korban.

Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan. ”Kita masih selidiki kasus ini dulu dan kasus ini tetap akan diproses,” ujarnya singkat. (mag-02/ms/rpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tipu Janda, KPK Gadungan Diciduk Polisi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler