jpnn.com - JPNN.com – Guna menjalankan amanat PP Nomor 18/2016, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melantik ulang pejabatnya. Lantaran ada penggabungan-perampingan dinas, juga badan berubah menjadi Dinas.
Di balik itu, tidak sedikit aparatur sipil negara (ASN) yang berusaha melobi pejabat, termasuk melobi kepada Kepala BKD dan Pengembangan SDM.
BACA JUGA: Besok, Seluruh Pejabat Dilarang Tinggalkan Kantor
DIAN CAHYANI - Palembang
“Ya, beberapa hari ini disibukkan dengan pelantikan,” ujar Ratu Dewa, mengawali pembicaraan dengan wartawan Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group)
BACA JUGA: PNS di Daerah Ini Dilarang Keluar hingga Akhir Tahun
Kepala BKD (Badan Kepegawaian Daerah) dan Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) itu masih mengenakan sandal jepit. Baru selesai salat di musala rumah dinas wali kota Palembang.
Sibuk memang, setidaknya dari pertengahan Desember 2016 hingga awal Januari 2017, sudah tiga kali menggelar pelantikan.
BACA JUGA: Skandal Dwelling Time, Menteri Gobel Mutasi 5 Anak Buahnya
Menjadikan pengalaman tersendiri baginya selama menjabat kepala BKD dan Pengembangan SDM. "Banyak suka-duka selama menjabat," imbuhnya.
Sambil duduk di salah-satu teras yang tak jauh dari musala, suami Dewi tersebut mengaku sering kedatangan tamu. Siang dan malam. "Banyak yang minta jabatan, bahkan minta "nyawo" sekalipun," bebernya.
Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas PMPTSP (Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu) itu pun, menanggapinya dengan santai. Selalu menegaskan kepada siapapun yang datang, untuk urusan kerja silahkan diselesaikan di kantor.
"Sering sekali yang datang ke rumah, bahkan malam-malam pun masih ada yang ada," lanjutnya.
Sesekali perbincangan terhenti, karena ada rekannya yang menghampiri. Pria yang juga pernah menjabat sebagai Kabag Humas dan Protokol Pemkot Palembang itu kepada kepada setiap yang datang, selalu mengingatkan jabatan bukanlah hak. Melainkan sebuah penghargaan dari pimpinan.
Tak dipungkirinya, yang datang mulai dari eselon II hingga eselon IV. Ada yang minta "nyawa", minta jabatan baru ataupun jabatannya tidak digeser.
"Saya tegaskan ke mereka, kalau minta nyawa dengan Tuhan," sindirnya sambil menyayangkan.
Di kantor sekalipun, banyak antrean PNS yang datang menemuinya. Berusaha menghubungi via telepon, dan segala cara dilakukan.
Hanya saja, setiap ada tamu yang datang ke kantornya pun selalui ditemui langsung di ruang tamu di depan. Terkadang didelegasikan ke para kabid dan kasubbid.
"Karena background saya orang organisasi, saya takut dibilang sombong kalau mereka tidak ditemui," sambungnya.
Dikatakanya, semua keinginan selalu direspon dan ditampung. Namun, keputusan tetap ada pada pimpinan.
Anak petani yang sudah melanglang di metropolis itu, mengatakan di Pemkot Palembang, ada lebih dari 12 ribuan ASN.
"Jadi untuk mengatur pelantikan ini saja, butuh waktu siang malam untuk mengurutkan nama-nama dan melihat kinerja masing-masing pegawai," tuturnya.
Namun dengan jabatannya saat ini, dirinya selalu berusaha untuk sabar dan serius melaksanakan tugasnya. Yang terpenting dalam melihat jabatan seseorang, dilihat dulu di semua sisi.
Mulai dari kompetensi, pangkat, hukuman disiplin, track record dan integritas yang semuanya dibahas dalam Baperjakat dan diusulkan ke Walikota.
"Saat diusulkan ke Walikota pun ada banyak pertimbangan yang dilakukan," sambungnya.
Mempermudah kenaikan pangkat, pihaknya pun berusaha untuk membuat semacam sistem kenaikan jabatan online yang jelas perlu disosialisasikan dulu. Mulai kompetensi dasar, urutan kepangkatan, senioritas dan lainnya.
"Saya punya inovasi untuk memperbaiki dan mengembangkan data-data kepegawaian dengan sistem online. Terkoneksi ke BKN dan para SKPD," tutupnya. (*/air)
Redaktur & Reporter : Soetomo