jpnn.com - KENDARI - Korban bunuh diri kembali lagi terjadi di Metro Kendari. Kali ini, warga lorong Simbo, Kecamatam Baruga, Kendari bernama Ndehe (49) ditemukan tewas tergatung dalam kamar rumah kediamannya.
Berdasarkan hasil investigasi di TKP, korban diduga tewas akibat stres. Sebab tanah miliknya diserObot oleh oknum TNI yang bertugas di Korem.
BACA JUGA: Mabuk, Ngamuk, Ancam Bunuh Orang Tua
"Suami saya ini stress, punya masalah. Tanah kami di Simbo ini serobot Tentara namanya Wilson Siahaan tugas di Korem. Tanah itu, sejak lama kami olah jadi kebun, tapi belum buatkan sertifikat. Tiba-tiba Tentara itu datang dengan sertifikatnya dan mengaku tanahnya," ungkap Tehe (44), Istri almarhum saat ditemui di TKP, kemarin (5/9).
Ndehe ditemukan anak bungsunya, Herdan tergatung dalam kamar dengan tali nylon, sekitar pukul 13.00 wita, kemarin. Sejak pagi pukul 07.00 wita, Herdan coba masuk kamar, tapi terkunci dari dalam. Dia abaikan dan anggap bapaknya masi tidur.
BACA JUGA: Jaksa Marcos Ternyata Anak Jenderal
Lalu berangkat sekolah diantar sama ibunya, Tehe. Setelah pulang, berusaha lagi masuk kamar, tapi masih juga terkunci, pintu didobrak dan melihat bapaknya tergatung. Mengetahui gantung diri, sanat keluarga langsung histeris menangis.
"Anak saya yang temukan, langsung teriak. Saya masih kerja di dapur, kaget. Saya kira bapak sudah berangkat kerja di kebun, makanya saya tidak periksa kamar. Tidak sangka bapak gantung diri, karena shalat terus," cerita Tehe, sambil menangis melihat suaminya.
BACA JUGA: Polwan Selingkuh di Hotel Digerebek Suami
Sang istri mengaku, meski punya masalah tapi suaminya memang sangat pendiam. Anehnya, tanah ukuran 25x100 meter itu, dipolisikan oleh oknum TNI itu dan meporkan, jika tanahnya di serobot oleh Ndehe. Akibatnya, almarhun telah dipanggil oleh penyidik kepolisian Polres Kendari, dimintai keterangannya.
"Ini yang membuatnya stress, karena berusan dengan polisi sudah satu minggu ini. Mau cari jalan dengan menggugat, tidak ada uang. Kami orang miskin, tidak punya apa-apa kasian. Apalagi berusan dengan polisi, karena dipanggil, tambah pusing," ngakunya lagi didamping puluhan keluarganya.
Istri almarhum mengaku, terlihat melihat suaminya keluar depan rumah sekitar pukul 20.00 wita, kemarin (4/9). Saat malam, diakui bapak empat orang anak itu hanya ingin tidur sendiri dalam kamar.
"Apalagi, yang serobot tanah itu, bukan hanya satu, tapi dua orang dengan sertifikat masing-masing. Keluarga kami heran juga, kanapa diserobot tanah itu," ceritanya dengan sedih.
Kasus penyerobotan lahan yang dilakukan oknum TNI itu, dibenarkan kepolisian termasuk adanya dua sertifikat dari orang berbeda. Polisi, masih akan mengembangkan perkara penyerobotan lahan itu. Saat kepolisian berusaha melakukan evakuasi agar dilakukan visum di RS Bhayangkara, Kendari sejumlah pihak keluarga menolak.
"Ya, pemilik sertifikat itu TNI dan melapor perobotan lahan di Polres Kendari. Selasa (3/9) lalu, keluarga mengajak untuk menggugat, tapi tidak ada uang. Jadi, masih akan melakukan penyelidikan dan kami akan proses dua pemelik sertifkat itu. Termasuk pihak badan pertanahan nasional (BPN) Kendari, kami akan mintai keterangan, tentang adanya sertifikat itu," tegas AKP I.B. Sudirga, Kapolsek Baruga saat ditemui di TKP. (cr4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nyaris Tewas Dihakimi Massa
Redaktur : Tim Redaksi