jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat mendatangi halaman Gedung Nusantara, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta mulai pukul 05.00 WIB pada Minggu, 26 Agustus 2018. Kedatangan mereka ada yang sendiri maupun bersama atau berkelompok. Kehadiran masyarakat di rumah rakayt itu untuk mengikuti ‘Gerak Jalan Empat Pilar MPR’.
Seiring hari semakin cerah, halaman utama kompleks parlemen itu dipenuhi ribuan orang. Suasananya lebih menyatu ketika mereka menggunakan seragam yang sama, kaus berwarna biru gelap dengan tulisan ‘Jalan Sehat 4 Pilar MPR’.
BACA JUGA: Ketua MPR Zulkifli Hasan Pimpin Deklarasi Ciliwung Bersih
Setelah 3.000 peserta gerak jalan berkumpul, sekitar pukul 07.30 WIB, Ketua MPR Zulkifli Hasan yang didampingi oleh Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ahmad Muzani dan Oesman Sapta Odang; serta anggota MPR dari Kelompok DPD RI Ahmad Muqowam, anggota Lemkaji Djafar Hafsah dan Syamsul Bahri serta Sesjen MPR Ma’ruf Cahyono naik ke panggung.
Sebelum gerak jalan dilepas, Zulkifli Hasan memberi sambutan. “Selamat pagi, selamat datang di Jakarta,” sapanya dengan nada penuh semangat.
BACA JUGA: MPR Gelar Final LCC 4 Pilar dan Debat Konstitusi
Pria asal Lampung itu mengucapkan terima kasih pada peserta yang sudi menjadi partisipan ‘Jalan Sehat 4 Pilar’. Kegiatan itu disebut sebagai salah satu rangkaian memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 MPR. Dirinya berharap para peserta, terutama generasi muda yang mengikuti Lomba Cerdas Cermat (LCC) Empat Pilar, Constitutional Drafting, dan Debat Konstitusi; untuk menjadi duta bangsa memperkokoh persatuan.
BACA JUGA: Sesjen MPR Buka Pekan Konstitusi Tahun 2018
Menurut Zulhasan sapaan Zulkifli Hasan, MPR selalu menyosialisasikan nilai-nilai luhur bangsa yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “Itu yang disebut dengan Empat Pilar MPR,” ujarnya.
Menyosialisasikan Empat Pilar, menurut Zulkifli Hasan sangat penting apalagi di tahun politik. “Di tahun politik, kita harus memperkuat persatuan, mencintai, dan saling menghargai,” paparnya.
Ditegaskan, di tahun politik, jangan melakukan hal sebaliknya, yakni menciptakan kebencian, menghalalkan segara cara, dan saling hujat.
Kontestasi di tahun politik, menurut Zulkifli Hasan adalah di antara anak bangsa sendiri. “Bukan dengan orang lain,” ungkapnya.
Untuk itu dalam kontestasi yang ada, kita harus saling adu konsep dan adu gagasan. “Yang berkualitas sehingga menghasilkan harmoni dan kesetaraan,” ucapnya.
Hal inilah yang menurut Zulkifli Hasan sebagai amanat Pancasila. “Pancasila harus menghasilkan kesetaraan, keadilan, dan harmoni,” tegasnya.
Setelah memberi sambutan singkat, Pimpinan MPR menggunting tali balon. Setelah tali yang ada digunting, puluhan balon yang berwarna merah dan putih itu beterbangan di langit. Tak lama kemudian, Zulkifli Hasan mengangkat bendera start. Begitu diangkat sebagai pelepasan peserta gerak jalan, ribuan orang secara serentak bergerak bersama meninggalkan komplek parlemen.
Zulkifli Hasan bersama pimpinan yang lain pun ikut bersama dalam gerak jalan itu. Peserta menempuh rute keluar kompleks parlemen Jl. Gatot Subroto, belok kiri ke arah Patal Senayan, lanjut ke Jl. Asia Afrika, kemudian melintas depan Stasiun TVRI, kembali ke Jl. Gatot Subroto, kembali ke kompleks parlemen. Rute itu sejauh 5 km.
Narjo pendamping peserta LCC dari Jawa Tengah mengatakan sangat berkesan mengikuti acara itu. Acara yang digelar oleh MPR dikatakan sebagai kegiatan yang bisa mempersatukan seluruh elemen masyarakat. “Peserta LCC dari 34 provinsi hadir di sini,” paparnya.
“Dengan demikian bisa mempererat tali persaudaraan,” ungkapnya.
Bagi Narjo acara itu tak sekadar mempererat persatuan namun juga bisa membikin badan sehat.
Dirinya bangga sekolah yang didampingi, SMAN 1 Wonosobo, bisa tampil tiga kali dalam LCC di Jakarta. “Hasilnya cukup menggembirakan, sekali juara pertama dan sekali juara kedua”, ujarnya. Rahasia sukses dalam mewakili Jawa Tengah, disebut oleh Narjo adalah harus menguasai materi, menjaga kekompakan, satu orang adalah bagian dari seluruh tim; “juga rajin berdoa,” tambahnya.
Suasana senang dan gembira juga dirasakan oleh Ridwan Khoerudin. Dirinya hadir dalam acara itu sebab kampusnya, Universitas Pelita Harapan (UPH), maju dalam ajang Debat Konstitusi. “Mengikuti acara ini menyenangkan karena bertemu dengan teman dari berbagai daerah”, ujarnya. Kampusnya yang berada di kawasan Serpong, Banten, itu disebut dua kali mengikuti acara Debat Konstitusi.
Hal senada juga dirasakan oleh Arief Khairudin. Arief merupakan mahasiswa UIN Wali Songo, Semarang, Jawa Tengah. Kampusnya juga mengikuti lomba Debat Konstitusi.
“Luar biasa mengikuti acara ini”, paparnya. Mahasiswa Jurusan Hukum itu mengucapkan terima kasih kepada MPR yang menggelar acara itu, baik Debat KOnstitusi maupun Jalan Sehat Empat Pilar. “Di sini bisa mempertemukan dengan kawan mahasiswa lainnya,” tuturnya.
Bila dari kalangan mahasiswa merasa senang, di kalangan pelajar pun juga demikian. Waode Syahrani Rizki, siswa SMAN 2 Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, yang ikut dalam LCC, juga merasa senang bisa ikut jalan sehat. “Senang sekali,” ujarnya dengan gembira.
Lebih lanjut dikatakan oleh gadis yang kali pertama ke Jakarta itu, dirinya mendapat pengalaman baru dengan bertemu pelajar dari seluruh nusantara. “Bisa saling mengenal,” ujar siswa Kelas XI itu.
Muhammad Rendi Saputra, siswa SMAN 2 Halmahera Timur, Maluku Utara, juga merasakan hal yang sama. “Selain sehat juga memperkuat persatuan,” tuturnya.
Dirinya menyebut dua kali ke Jakarta. “Yang pertama saat mengikuti Jambore Nasional”, ungkapnya. “Dengan hadir di acara ini, akan menambah kekompakan,” aku cowok yang bercita-cita jadi guru itu.
Ma’ruf Cahyono menyebut Jalan Sehat 4 Pilar merupakan salah satu varian dari Sosialisasi Empat Pilar MPR. Disebut banyak metode sosialisasi yang telah dilakukan seperti outbond, pertunjukan seni dan budaya, LCC, Debat Konstitusi, dan Constitutional Drafting. Dikabarkan pada tanggal 29 Agustus 2018, MPR akan menggelar dzikir akbar dengan mengundang Ustad Abdul Somad sebagai penceramah. Dalam acara itu juga akan disampaikan pesan-pesan yang tak terlepas dari Empat Pilar. “Jadi bukan pengajian biasa,” ungkapnya.
Ditegaskan, nilai-nilai luhur bangsa harus ditanamkan kepada masyarakat tanpa henti. ”Dengan cara apapun”, tuturnya. Ini perlu dilakukan sebab generasi akan silih berganti. “Jadi sosialisasi tak boleh berhenti,” tegasnya.
Sosialisasi menurutnya harus dilakukan terus menerus tak boleh bosan karena nilai-nilai luhur itu berada di sisi hidup kita. “Sepanjang kita masih beridiologi Pancasila, kita harus menularkan nilai-nilai ini,” sebutnya. “Jangan tanya kapan selesai,” tambahnya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rizal: Empat Pilar MPR Bisa jadi Pedoman di Tahun Politik
Redaktur : Tim Redaksi