jpnn.com - ata dari Centers of Disease Control and Prevention 2012 menyebutkan, setiap hari 25 anak meninggal karena cedera tidak disengaja. Selain itu, jutaan anak cedera, meninggalkan cacat permanen yang dibawa seumur hidup.
* * *
BACA JUGA: Menopause Bukan Momok
Hal yang sangat penting digarisbawahi, cedera itu dapat dicegah. Caranya? Kerja sama yang solid antara semua orang yang melindungi anak. Termasuk, orang tua, keluarga, pengasuh, guru, dan orang dewasa di sekitar si kecil. ’’Sifat alamiah anak, rasa ingin tahunya sangat tinggi, padahal belum memahami bahaya dan koordinasi belum baik sehingga pengawasan harus ekstra,’’ papar dr Pandu Caesaria SpA dari TransMedical Institute, Jakarta Pusat, saat memberikan pelatihan First Aid and CPR Training beberapa waktu lalu.
Kejadian yang paling sering menimpa si kecil, antara lain, choking (tersedak). Tersedak selalu terjadi tiba-tiba, misalnya, ketika anak makan dan tertawa pada saat bersamaan, makan terlalu cepat, tidak mengunyah dengan baik, dikagetkan orang, dan makan sambil bermain (tiduran, lompat, lari). Choking juga terjadi lantaran benda kecil tertelan anak. Mulai kelereng, baterai, manik-manik, hingga koin.
BACA JUGA: Obat Kolesterol Bisa Bikin Lemas
Tersedak tidak boleh disepelekan. Temuan Centers of Disease Control and Prevention menyebutkan, 34 anak dibawa ke IGD (instalasi gawat darurat) setiap hari gara-gara tersedak. Sebanyak 57 anak meninggal setiap tahun karena tidak mendapatkan pertolongan yang memadai saat tersedak.
Ketika tersedak, anak mungkin sudah tidak bisa mengeluarkan suara dengan jelas untuk mengatakan sakitnya. Segera tanggap bila anak batuk-batuk dengan tangan memegangi leher, suara seperti tercekik, kulit membiru, napas sesak, dan terlihat panik.
BACA JUGA: Awas, Stress Bisa Menular!
Bahaya tersedak adalah menyumbat saluran napas. Kondisi tanpa oksigen selama 4–6 menit berpotensi mengakibatkan kerusakan otak, 6–10 menit sangat mungkin mengakibatkan kerusakan otak, lebih dari 10 menit kerusakan otak permanen.
Bila menemukan anak tersedak dalam kondisi masih sadar, amankan kondisi sekitar, minta bantuan orang yang ada di sekitar untuk menelepon ambulans. Lakukan dengan cepat.
Minta anak batuk kuat-kuat, lalu berikan pukulan punggung. ’’Posisi kita berlutut agar setinggi anak, lingkarkan tangan kiri di dada anak, bungkukkan anak, lakukan lima kali pukulan dengan menggunakan bagian bawah telapak tangan pada punggung. Lokasinya di tengah atas antara kedua tulang belikat,’’ terang Pandu. Di setiap pukulan punggung, cek apakah benda yang menyumbat sudah keluar.
Bila sumbatan belum keluar, lanjutkan dengan manuver Heimlich (entakan perut). Caranya, lingkarkan kedua lengan di pinggang anak, ibu jari kepalan tangan diletakkan di tengah perut, di antara pusar dan sisi bawah iga. Tangan yang lain melingkupi kepalan. ’’Entakkan kepalan tangan ke perut anak, ke arah dalam dan atas. Ulangi hingga sumbatan terlepas,’’ lanjutnya.
Manfaat dilakukannya manuver Heimlich adalah mengeluarkan udara dari paru-paru sehingga sumbatan terdorong keluar. Tindakan itu efektif mengeluarkan sumbatan pada tenggorok orang dewasa dan anak yang sudah cukup besar. (nor/c10/nda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas! Tato Temporer Henna Berbahaya
Redaktur : Tim Redaksi