jpnn.com, SURABAYA - Diabetes makin menjadi momok yang menakutkan. Sebab, penyakit ini tidak hanya menyerang orang yang telah berusia lanjut, tetapi juga remaja. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Selain faktor keturunan, pola hidup sehari-hari yang kurang sehat turut berperan. Terutama dalam konsumsi makanan.
Dalam rangka peringatan Hari Diabetes Dunia, RS Mitra Keluarga Surabaya mengadakan seminar terkait deteksi dan penanganan diabetes beserta komplikasinya akhir pekan lalu (17/11). ''Penyakit ini tidak mengenal usia,'' ucap pembicara seminar dr Hermina Novida SpPd-KEMD di auditorium kemarin.
Menurut dia, orang yang sudah terkena diabetes tentu harus berhati-hati. Sebab, tidak tertutup kemungkinan penyakit yang disebabkan kekurangan hormon insulin itu akan menjalar ke seluruh bagian tubuh. Meski diabetes tidak bisa disembuhkan, para penderita tidak perlu resah. Diabetes mampu dikontrol agar tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lainnya.
Banyak cara yang bisa dilakukan penderita diabetes agar tidak terjadi komplikasi. Di antaranya, mengatur olahraga dan pola makan. Meski demikian, menurut Hermina, semua harus tetap seimbang. Karena diabetes disebabkan tingginya gula darah, jangan sampai penderita tidak mau sama sekali mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula. Yang terjadi, penderita justru lemas. Kondisinya malah drop.
Hermina memberikan tip konsumsi buah-buahan yang manis seperti mangga. Sebaiknya lebih dulu mengonsumsi sayuran agar penyerapan gulanya bisa dihambat dengan sayuran yang sebelumnya dimakan.
Begitu juga saat berolahraga. Pada saat gula darah tinggi, jangan sampai menurunkannya melalui olahraga. Sebab, penderita bisa lemas, bahkan tidak sadarkan diri.
Mengenai hal itu, Hermina menyarankan penderita agar istirahat yang cukup saat gula darah tinggi. Selain itu, bisa dilakukan penyuntikan hormon insulin. ''Baru setelah gula darah normal bisa olahraga kembali,'' paparnya.
Dokter alumnus FK Unair itu menambahkan, selama ini banyak rumor obat-obatan yang bisa menyembuhkan diabetes. Misalnya, mengonsumsi undur-undur dan semut jepang. Menurut Hermina, dalam menerima informasi tersebut tentu harus hati-hati.
Sebab, ada beberapa pasiennya yang justru terkena pendarahan lambung akibat mengonsumsi semut jepang. Saat itu semut jepang dikonsumsi dengan cara dimasukkan ke kapsul. Semut tersebut ternyata masih hidup saat diminum. ''Akhirnya menggigit lambung hingga terjadi pendarahan,'' tambahnya.
Perempuan asli Surabaya itu juga mewanti-wanti para remaja agar berhati-hati dengan penyakit diabetes. Sebab, perkembangan zaman yang serbainstan akan membawa remaja untuk minim aktivitas.
Berdasar riset Kesehatan Dasar Indonesia 2018, saat ini jumlah penderita diabetes usia 15-24 tahun sekitar 2 persen. Data tersebut akan bertambah. Sebab, tidak dimungkiri bahwa di bawah usia tersebut ada yang terkena diabetes. ''Yang penting pola makan dan hidupnya harus dijaga,'' paparnya. (omy/c15/ady)
BACA JUGA: Amankah Penderita Diabetes Mengonsumsi Pemanis Buatan?
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Pola Sarapan Bagi Penderita Diabetes yang Salah
Redaktur : Tim Redaksi