Tangkal Hoaks, Danakirti Media Group Gelar Diskusi Publik

Jumat, 31 Maret 2023 – 00:28 WIB
Danakirti Media Group (DMG) menggelar diskusi publik bertemakan 'Peran Media Dalam Mencerdaskan Anak Bangsa dan Menjaga Bingkai Persatuan Kesatuan di Tahun Politik 2023-2024'. Foto: Dok. DMG

jpnn.com, BOGOR - Danakirti Media Group (DMG) menggelar diskusi publik bertemakan 'Peran Media Dalam Mencerdaskan Anak Bangsa dan Menjaga Bingkai Persatuan Kesatuan di Tahun Politik 2023-2024'.

Diskusi dilakukan secara daring lewat zoom meeting dan luring bertempat di Hotel Amaris Pajajaran, Kota Bogor, Kamis (30/3).

BACA JUGA: Indikator Politik Prediksi Prabowo Ungguli Anies Jika Pilpres Digelar Hari Ini

Peserta dari perwakilan ketua organisasi kewartawanan, yaitu tokoh masyarakat, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Bogor Brodin, Komisioner Divisi PP Bawaslu Kota Bogor Firman Wijaya, Dirut PT DMG W Hidayat, Komisaris Utama (Komut) PT DMG Aninngeldivita.

Wartawan senior HM Nasir dalam paparannya menyampaikan ekosistem industri pers harus terus ditata. Iklim kompetisi yang lebih seimbang harus terus diciptakan.

BACA JUGA: Wamenag Zainut Peringatkan Ormas Keagamaan: Ini Tahun Politik

"Platform asing harus ditata dan diatur agar makin baik tata kelolanya. Kita perkuat aturan bagi hasil yang adil dan seimbang antara platform global dan lokal," ujar Nasir yang  aktif di organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 2008 hingga 2023 dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI).

Dia menambahkan selain itu pedoman pemberitaan ramah anak (PPRA) pun diperlukan untuk mendorong komunitas pers menghasilkan berita yang bernuansa positif, berempati dan bertujuan melindungi hak, harkat serta martabat anak yang terlibat persoalan hukum ataupun tidak.

BACA JUGA: 9 Senjata Api di Rumah Dito Mahendra Ternyata....

"Dalam posisi apa pun seorang anak dalam peristiwa yang akan diberitakan harus dilindungi. Untuk itulah, jurnalis harus memahami PPRA yang berdasarkan pada UU nomor 34 tahun 2014 tentang perlindungan anak," katanya.

Direktur Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan Nurcholis MA Basir menyampaikan di era digital ini harus dibedakan antara media sosial (medsos) dan platform digital media mainstream yang berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan tetap dijadikan referensi utama.

"Contohnya saat ini masyarakat mulai cerdas. Di saat mendapatkan informasi dari medsos mereka tetap akan melihat di media mainstream. Jika, tidak ada berarti informasi tersebut bohong alias hoaks," katanya.

"Jadi, kita sebagai jurnalis tidak harus mengikuti medsos. Di sinilah pentingnya belajar SEO sebagai media mainstream dengan begitu saat masyarakat mencari berita di Google maka otomatis berita kita akan cepat ditemukan," sambungnya.

Sementara itu, Komut DMG Aninngeldivita menyampaikan terima kasih atas kehadiran para narasumber dan peserta dalam kegiatan diskusi publik ini.

"Saya ucapkan terima kasih kepada para narsum dan peserta yang telah menyempatkan untuk hadir dalam kegiatan ini," ujarnya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Rumah Tangga Korban Pemerkosaan Meninggal Dunia


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler