jpnn.com - JAKARTA - Dampak electoral sosok Joko Widodo atau yang dikenal dengan Jokowi effect terbukti tak signifikan pada perolehan suara PDI Perjuangan di pemilu legislatif (pileg). Kurangnya sosialisasi keputusan Megawati Soekarnoputri yang memberi mandat ke Jokowi untuk maju sebagai calon presiden dari PDIP dinilai sebagai penyebab pupusnya efek Jokowi.
Penilaian itu disampaikan pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, menanggapi perolehan suara PDIP berdasarkan versi hitung cepat yang hanya di kisaran 19-20 persen. Padahal, sebelumnya Jokowi effect diyakini mampu mendongkrak suara PDIP hingga mencapai 35 persen.
BACA JUGA: Densus Ringkus Teroris di Tasikmalaya
Menurut Yunarto, sebenarnya ada Jokowi effect pada dukungan PDIP pasca-terbitnya mandat dari Megawati pada 14 Maret lalu yang berisi perintah agar pria yang kini Gubernur DKI Jakarta itu maju sebagai capres. Hanya saja, Yunarto melihat yang ditonjolkan PDIP dalam iklan-iklan menjelang pileg justru bukan sosok Jokowi. “Yang kita lihat setelah 14 Maret justru iklan yang masih diwarnai sosok Puan (Ketua DPP PDIP Puan Maharani, red) dan bukan sosok yang dijadikan elektoral," kata Yunarto, tadi malam.
Gencarnya iklan politik Indonesia Hebat yang menampilkan sosok Puan juga memunculkan pertanyaan. Yunarto melihat di internal PDIP terkesan setengah hati mengusung Jokowi.
BACA JUGA: Jaminkan Rp23,9 M, Terdakwa Korupsi jadi Tahanan Kota
"Jadi Jokowi effect ini malah mengalami kendala di internalnya sendiri, dibatasi dalam kalangan internalnya sendiri. Itu problem,” ulasnya.
Penilaian senada juga disampaikan pengamat politik dari Universitas Indonesia, Ari Junaedi. Menurutnya, seharusnya PDIP memperbanyak iklan yang menampilkan sosok Jokowi. "Ibarat film, yang harus ditonjolkan aktor utama, bukan figuran apalagi tukang rias atau make up artist,” ujarnya.(ara/jpnn)
BACA JUGA: Anggap PDIP Gagal Manfaatkan Jokowi Effect
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Tiga Poros Koalisi di Pilpres 2014
Redaktur : Tim Redaksi