Tangkubanperahu Meletus

Kamis, 07 Maret 2013 – 07:57 WIB
LEMBANG - Pascaditetapkan status waspada sejak Kamis (21/2) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Tangkubanperahu terus menunjukkan aktifitasnya.

Hal ini dibuktikan dengan terjadinya letusan namun dalam skala kecil. Namun pos pemantauan masih memberlakukan status waspada level 2 pada gunung yang terletak antara Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang itu.

Pos pengamatan Gunung Tangkubanperahu mencatat ada letusan sebanyak  5 kali dalam dua hari terakhir ini, sehingga aktivitas pengunjung dan pedagang harus dihentikan hingga waktu yang belum ditentukan dan menunggu status gunung menjadi normal kembali.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Kabupaten Bandung Barat (KBB),  Moch Faqih membenarkan peningkatan aktivitas itu, dibuktikan dengan  letusan permukaan (freatik) yang terakhir terjadi pada Selasa, (6/3), pukul 05.59 WIB.

“Ada peningkatan  aktivitas Gunung Tangkubanparahu, hingga saat ini statusnya masih dalam tingkat waspada level 2 ditandai dengan letusan disertai dengan keluarnya abu vulkanik pada selasa pagi," ucap Fakih saat ditemui di Kawasan Gunung Tangkubanparahu, kemarin (6/3).

Letusan freatik ini, yang terjadi lima kali dalam dua hari terakhir ini, diharapkan pada penduduk sekitar gunung untuk tidak terlalu mengkhawatirkan letusan ini karena belum membahayakan.

"Warga jangan panik dengan peningkatan ini, kami terus berkoordinasi dengan pos pengamanan, BPBD selalu siap 24 jam untuk memantau aktivitasnya," tambahnya.

Dia mengungkapkan, peningkatan aktivitas ini terjadi setelah asap putih membumbung tinggi dari dasar kawah, tiba-tiba secara bertahap keluar semburan asap hitam pekat dibarengi suara bergemuruh. Letusan itu mengakibatkan beberapa anggota BPBD yang memantau aktivitas gunung segera menyelamatkan diri dan turun meninggalkan kawah ratu menuju pos pemantauan berjarak 4 kilometer.

"Kebetulan, saat itu saya sedang merekam peningkatan kondisi kawah menggunakan telepon seluler, tiba-tiba freatik muncul diawali asap putih keluar dari lubang kawah ratu," ungkapnya.

Dari pantauan, ratusan kios yang berjejer di bibir kawah telah ditinggalkan pemiliknya. Bahkan menurut petugas BPBD setempat, barang dagangan milik pedagang sudah mulai diangkut sejak Senin, (5/3) karena peningkatan aktivitas gunung tersebut. Abu vulkanik juga menutupi semua atap kios dan lokasi parkir kawasan wisata alam itu.

Selain itu, bau gas kawah itu sangat menyengat hidung, beberapa petugas BPBD bahkan harus menggunakan masker untuk memantau aktivitas Tangkubanparahu. Kecepatan angin pun cukup kencang, apabila ada aktivitas di sana dikhawatirkan sangat berbahaya bagi pengunjung dan pedangang.

Sementara itu, papan peringatan  BPBD sudah mulai dipasang diberbagai lokasi yang dapat dilihat oleh warga, dalam tulisannnya BPBD mengimbau tidak boleh ada aktivitas warga dalam radius 1,5 KM dari kawah Tangkubanparahu karena mengalami peningkatan aktivitasnya.(dep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pusat Dituding Pelihara Kekerasan di Papua

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler