Tanpa Ampun, Anak Bantai Ayah Pakai Linggis, Korban Tewas di Tempat

Selasa, 18 Mei 2021 – 14:37 WIB
Polisi melakukan olah TKP kasus pembunuhan di Desa Sanggalangit. Foto: Eka Prasetya/Radar Bali

jpnn.com, BULELENG - I Wayan Purna, 72, warga Banjar Dinas Kayuputih, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, tewas seketika usai dipukul linggis di bagian kepala.

Pembunuhan terhadap korban dilakukan Gede Darmika, 50, yang tak lain anak dari Wayan Purna.

BACA JUGA: Berita Duka, Kusnadi Meregang Nyawa

Selain diduga karena pelaku mabuk minuman keras, belakangan ada kabar jika Darmika tega menghabisi nyawa ayahnya karena dendam.

Warga yang berada di sekitar lokasi kejadian pun dibuat histeris dan syok. Peristiwa itu langsung dilaporkan pada aparat desa dan selanjutnya diteruskan ke polisi.

BACA JUGA: AKBP Era Adhinata Antisipasi KKB Bergerak ke PT Freeport

Pihak kepolisian langsung meminta tim medis dari Puskesmas Gerokgak I melakukan visum luar. Hasilnya, korban tewas seketika di lokasi kejadian karena luka parah pada bagian kepala.

Kapolsek Gerokgak AKP I Ketut Suaka Purnawasa mengatakan tersangka sudah diamankan di Mapolsek Gerokgak.

“Kami amankan tidak jauh dari TKP. Diamankan tanpa perlawanan,” kata Suaka dilansir dari Radar Bali, Selasa (18/5).

Lebih lanjut Suaka mengatakan, dari informasi sejumlah warga di sekitar TKP, korban dan tersangka diakui sempat mengonsumsi minuman beralkohol secara bersama-sama.

Sayangnya polisi belum bisa memastikan, apakah tersangka membunuh korban karena emosi sesaat atau dendam yang lama terpendam.

“Motifnya belum bisa kami pastikan. Karena tersangka dan saksi belum mulai kami periksa. Nanti akan segera kami sampaikan apa motifnya,” imbuh Suaka.

Sementara itu Perbekel Sanggalangit Nyoman Sudika mengatakan, dirinya menerima informasi terjadi perkelahian sekitar pukul 15.00 siang.

Saat itu Sudika tengah berada di luar desa. Sehingga ia meminta Kepala Dusun Kayuputih Nyoman Indiarta datang ke lokasi kejadian untuk melerai.

Hanya saja saat sampai di lokasi kejadian, korban telah tewas.

Sudika menyebut korban dan tersangka sebelumnya sempat bersama-sama mengonsumsi minuman beralkohol.

“Mereka sempat medelokan. Kebetulan di dekat rumahnya itu ada orang meninggal. Setelah pulang, tahu-tahu di rumah ada ribut. Masalahnya apa, kami juga belum tahu pasti,” ungkapnya.

Sudika mengaku bahwa korban dengan tersangka kerap terlibat adu mulut.

Permasalahannya pun beragam. Mulai dari hal yang remeh sampai dengan masalah prinsip. “Memang menurut tetangganya, sering tidak cocok. Habis minum, pasti ribut,” katanya.

Saat ini pihak desa tengah berunding dengan desa adat terkait masalah tersebut. Rencananya akan dilangsungkan upacara mecaru. Pelaksanaan upacara menanti proses penguburan yang dilakukan oleh pihak keluarga.

“Rencana penguburan masih belum tahu. Kemungkinan nanti malam akan rapat keluarga, karena masih menunggu anaknya yang kerja di Denpasar. Baru setelah itu bahas rencana mecaru,” kata Sudika. (rb/eps/pra/JPR)

 


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler