jpnn.com - KELAKUAN ibu lima anak asal Evans di Georgia, Amerika Serikat bernama Rachel Lynn Lehnardt ini ibarat alur cerita cabul di film-film biru. Di usia yang sudah 35 tahun dan punya lima anak yang masing-masing berusia 4 hingga 16 tahun, bekas guru sekolah minggu di Gereja Mormon itu seolah tak bisa menjadi contoh yang baik bagi bekas murid maupun keturunannya.
Penyebabnya, Tante Rachel menggelar pesta gila-gilaan dengan anak-anak belasan tahun. Party itu dipenuhi dengan mabuk-mabukan dan berujung pada hubungan badan.
BACA JUGA: Lihat nih.. Aksi Bocah Palestina Lima Tahun Melawan Tentara Israel
Rachel yang punya masalah dengan alkohol, sebenarnya sedang berada di bawah bimbingan sebuah lembaga bernama Alcoholics Anonymous. Organisasi itu menjadi sponsor Rachel untuk menghadapi masalah kecanduan minuman keras.
Namun, justru pihak sponsor pula yang melaporkan Rachel ke polisi karena ulah gilanya. Kepolisian Columbia pun bertindak dengan menjerat Rachel pada Sabtu (11/4) pekan lalu. Karena berurusan dengan polisi, maka kelakuan Rachel itu terungkap ke publik.
BACA JUGA: Begini jadinya jika Polisi Gadungan Tilang Polisi Asli
Begini ceritanya. Awalnya, pada Jumat (10/4) lalu putri pertama Rachel yang sudah berumur 16 tahun mengiriminya pesan singkat. Isinya adalah meminta izin untuk membawa teman-teman ke rumah guna berpesta. Sedangkan empat anak Rachel yang lain ada di rumah sang ayah yang berprofesi sebagai tentara.
BACA JUGA: Pertama Kali Terjadi Sejak 1969, Kembar 5 Perempuan Lahir ke Dunia!
Rachel pun membalas permintaan putrinya. “Ayo, kita pesta,” jawabnya.
Akhirnya, putri Rachel datang bersama sejumlah teman seumuran. Dan ternyata, Tante Rachel yang bekerja di toko pengantin itu sudah siap menggelar pesta dengan menyiapkan minuman keras dan ganja.
Selanjutnya saat pesta berlangsung, Rachel mulai menebar godaan. Ia mengajak teman-teman putrinya untuk bermain game Twister. Hanya saja, ia memainkan game itu dengan tanpa busana. Waduh…
Sementara yang lain meneruskan permainan, Rachel menyeret salah satu remaja berusia 18 tahun di antara mereka ke kamar mandi. Tentu saja untuk berhubungan badan.
Ternyata indehoi di kamar mandi saja belum cukup bagi Rachel. Ia masih meneruskan aksi liarnya.
Saat balik lagi ke ruang tamu, Rachel sudah menenteng sex toys. Gilanya lagi, Rachel menggunakan sex toys itu di depan teman-teman putrinya.
Itu saja? Belum. Sebab, ada jeda lantaran Rachel tidur.
Namun, sekitar pukul 03.30 dini hari, Rachel yang terbangun langsung gentayangan untuk mencari mangsa lagi. Kali ini sasarannya adalah remaja umur 16 tahun yang tak lain pacar putrinya sendiri.
Usut punya usut, putri Rachel justru rela pacarnya indehoi dengan ibunya. Kepada Rachel, sang putri mengaku merasa bersalah karena tak bisa memuaskan pacarnya. Sebab, sang pacar punya ukuran penis terlalu besar dan panjangnya mencapai 10 inci.
Tante Rachel yang diketahui kecanduan seks pun makin gelap mata setelah mendengar pengakuan putrinya. Akhirnya, Rachel bergumul dengan pacar putrinya sendiri.
Ternyata, Rachel menceritakan ulahnya itu ke anggota Alcoholic Anonymous yang menjadi sponsornya. Tentu saja pihak sponsor meradang dan merasa waswas sehingga merasa perlu lapor ke polisi.
Namun, tidak ada hukum yang dilanggar Rachel karena menggauli remaja umur 16 tahun. Juru bicara sheriff di Columbia County Sheriff, Kapten Steve Morris mengatakan, tidak ada bukti bahwa Rachel telah melakukan pelecehan seksual. “Tidak ada tuduhan kejahatan seksual kepada Rachel karena usia 16 tahun itu legal menurut hukum,” katanya.
Tapi, polisi tetap menyiapkan jerat hukum untuk Rachel. Ia dijerat dengan sangkaan telah berkontribusi pada kenakalan anak di bawah umur.
Rachel pun sempat meringkuk di tahanan Columbia County Detention Center. Namun, ia dilepas dengan jaminan USD 3200 atau sekitar Rp 40 juta.
Yang pasti, Rachel kini kehilangan hak asuh atas anak-anaknya. Dia memang tak lepas dari alkohol sejak suaminya yang pernah diterjunkan di perang Irak mengalami gangguan pasca-trauma dan gampang marah.
Rachel pun jatuh ke pengaruh alkohol. Padahal sebagai orang yang dibesarkan dalam tradisi Kristen Mormon, Rachel tentu awalnya jauh dari urusan alkohol.
“Orang-orang yang yang tak pernah mabuk dalam hidup mereka cenderung tak tahu bagaimana mengendalikan alkohol,” ujar sebuah sumber.
Namun, pengacara Rachel, Shawn P Hammond menyebut tuduhan terhadap kliennya terlalu dilebih-lebihkan. Sang pengacara menuturkan, Rachel tengah dalam kondisi sulit dan tengah berupaya lepas dari persoalan.
“Ibu ini mencoba menerima tanggung jawabnya dan akan melakukan segala upaya dengan kekuatannya untuk memperbaiki diri di depan pubulk dan anak-anaknya dan kelakuan itu tak akan pernah diulangi lagi,” katanya.(nydailynews/huffingtonpost/dailymail/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cinta Pertama Cowok 29 Ini untuk Nenek 62 Tahun
Redaktur : Tim Redaksi