jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menyindir Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati alias SMI terkait kondisi perekonomian Indonesia. Melalui akun @MMisbakhun di Twitter, politikus Partai Golkar itu mengontraskan gelar bergensi bagi SMI dengan target APBN 2019 yang tak tercapai.
Misbakhun mengawali serangkaian twitnya dengan harapan kepada SMI bisa kembali menjadi Menkeu terbaik di dunia. Namun, wakil rakyat di Komisi Keuangan dan Perbankan DPR memerinci kondisi perekonomian yang tak sesuai target APBN.
BACA JUGA: Misbakhun Bikin Twit, Isinya Sindir Menteri Sakit Perut Dengar Janji Jokowi
“Semoga Ibu Menkeu terpilih kembali sebagai Menkeu terbaik di dunia walaupun; realisasi penerimaan pajak 2019 hanya 84,4%, Tax Ratio 2018 10,24%. Defisit APBN 2019 melebar dari 1,84 menjadi 2,2 persen. Jumlah utang bertambah. Keseimbangan primer masih negatif,” tulis Misbakhun dalam twitnya sebagaimana dilihat jpnn.com, Jumat (14/2).
Legislator yang dikenal getol mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menegaskan, gelar Menkeu terbaik di dunia bisa jadi sangat penting bagi SMI. Sebab, Kabinet Indonesia Maju telah melewati masa kerja 100 hari dan sudah selayaknya dievaluasi.
“Pada tahun 2020 ini sudah tidak ada lagi pemilihan umum dan pencalonan masuk kabinet, tetapi gelar tersebut bisa menjadi penting untuk menghadapi evaluasi kinerja 100 hari dan reshuffle," tutur Misbakhun.
Walakin, mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) itu mengaku bangga karena sebagai anggota DPR bisa berkali-kali rapat dengan Menkeu terbaik di dunia. "Saya menjadi salah satu anggota parlemen yang paling beruntung di dunia karena bisa rapat dengan Menkeu terbaik di dunia. Apalagi gelar Menkeu terbaik di dunia itu diraih setiap mau pemilu dan menjelang penyusunan kabinet. Semoga gelar itu bisa diraih lagi," ujar Misbakhun.
Sebelumnya diberitakan, Kemenkeu pada Selasa (7/1) mencatat defisit anggaran sepanjang 2019 mencapai Rp 353 triliun. Realisasi defisit anggaran tersebut lebih tinggi dibandingkan APBN 2018 yang mencapai Rp 269,4 triliun.
Secara persentase, defisit APBN 2019 mencapai 2,2 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Persentase defisit juga melebar dibandingkan tahun 2018 yang hanya 1,82 persen dari PDB.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy