Target Ekspor TPT Rp 152,9 Triliun

RI Bersaing dengan Vietnam-Bangladesh

Rabu, 04 Juni 2014 – 07:59 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Industri tekstil menargetkan mampu mengekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun ini sebesar USD 13,3 miliar atau sekitar Rp 152,9 triliun. Angka ini melonjak 4,88 persen jika dibandingkan dengan ekspor pada 2013 yang mencapai USD 12,68 miliar atau sekitar Rp 145,8 triliun.

 

"Peningkatan ekspor ditunjang oleh permintaan TPT yang semakin meningkat di pasaran dunia. Meskipun persaingan dengan produsen dari negara lain semakin ketat, kita tidak gentar karena produk tekstil kita sudah mendapat tempat di pasar internasional," ujar Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat kemarin (3/6).
       
Ade mengungkapkan ekspor TPT Indonesia mayoritas masih berupa garmen (pakaian jadi), selanjutnya disusul ekspor benang, kain dan serat. Untuk tahun ini portofolio ekspor kurang lebih akan sama, karena tren permintaan tidak berubah."Permintaan garmen masih akan menjadi yang terbesar, porsinya antara 50-60 persen," tuturnya.
       
Sementara itu pada 2013 negara tujuan ekspor terbesar adalah Amerika Serikat dengan nilai USD 4,1 miliar. Di posisi kedua dan ketiga ada Jepang dengan nilai ekspor USD 1,18 miliar, dan Turki dengan nilai ekspor USD 620 juta.

BACA JUGA: Pajak Barang Mewah Ponsel Masih Wacana

"Menyusul kemudian ada Jerman, Korea Selatan, China, Uni Emirates Arab (UEA), Brazil, Inggris, Malaysia," sebutnya.
       
Menurut dia, prospek industri TPT nasional masih dapat eksis meskipun bermunculan banyak produsen baru. Dengan catatan, Indonesia harus memosisikan diri pada segmen menengah ke atas.

BACA JUGA: Kuota BBM Subsidi Dipangkas

"Vietnam dan Bangladesh telah lebih dahulu bermain di segmen low-end. Kalau barang yang biasa akan sulit bersaing," lanjutnya.

Persaingan akan semakin ketat pada 2015 karena memasuki ASEAN Economic Community (AEC). Jika produk TPT nasional sama dengan produk Bangladesh dan Vietnam, akan sulit bersaing.

BACA JUGA: Pembelian Rumah Melalui KPR Berkurang

Bangladesh mendapat fasilitas kerjasama perdagangan tekstil ke Eropa. Vietnam mendapat fasilitas ke Amerika Serikat. "Sedangkan kita tidak dapat fasilitas di mana-mana," sebutnya.
       
Menurut dia, sebenarnya program restrukturisasi mesin TPT yang dijalankan pemerintah terbilang positif. Setidaknya banyak mesin-mesin tekstil tua yang menyedot banyak energi tidak lagi digunakan, berganti dengan mesin-mesin baru yang lebih efisien dan hemat energi."Program ini perlu dilanjutkan khususnya dalam mempersiapkan AEC," jelasnya. (wir/agm)

Ekspor TPT pada 2013

Garmen    USD 7,38 miliar (58,2%)
Benang    USD 2,42 miliar (19,1%)
Kain        USD 1,8 miliar (14,2%)
Serat        USD 560 juta (4,4%)
Lain-lain    USD 510 juta (4,1 %)
Total        USD 12,68 miliar (100%)

Sumber: Kemenperin, 2014

BACA ARTIKEL LAINNYA... Juli, Tarif Listrik Naik Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler