JAKARTA - Konsorsium Monorel Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipimpin oleh PT Adhi Karya (Persero), saat ini tengah mengarap tiga proyek, salah satunya yakni Jakarta Link Transportation (JLT) atau monorel Jabodetabek.
Mengenai tarif yang nantinya akan dibebankan pada para penumpang JLT, yakni sebesar Rp 1.000 per km. "Tarif kita progresif seribu rupiah per km, jadi kalau dari ujung ke ujung itu sekitar Rp 15 ribu," kata Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan di Jakarta, Rabu (26/6).
Tarif itu diperkirakan akan naik sekitar 10 persen setiap dua tahun. Sejauh ini, kata Kiswo, Adhi Karya sudah mempersiapkan segala hal terkait apa saja yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini, termasuk pasokan listrik untuk operasional tiga rute monorel.
"Untuk rute Kuningan-Cawang, Cawang-Bekasi, Cawang-Cibubur dibutuhkan pasokan listrik sebesar 80 megawatt dan disediakan oleh PLN," bebernya.
Monorel Jabodetabek atau Jakarta Link Transportation (JLT), yang rencananya akan memiliki rute: Bekasi Timur-Cawang (18,138 km), Cawang-Kuningan (7,170 km), Cibubur-Cawang (13,728 km).
Corporate Secretary PT Adhi Karya Amrozi Hamidi sebelumnya menjelaskan bahwa pembangunan proyek JLT akan dimulai tahun 2014. "Proyek JLT akan memakan waktu penyelesaian sekitar 3 tahun," ujar Amrozi di Jakarta, kemarin.
Untuk kapasitas daya angkut JLT ini, dikatakan Amrozi bisa menampung hingga puluhan ribu orang. "Gerbong monorel JLT ini dapat menampung sampai 200 orang per gerbong, dan satu rangkaian kereta akan terdiri dari enam gerbong, sehingga monorel ini mempunyai daya angkut 30 ribu orang per jam dan mampu ditingkatkan sampai mencapai 60 ribu orang perjam untuk dua arah," ungkap Amrozi.
BUMN konsorsium yang terlibat dalam proyek JLT yakni, Adhi Karya, INKA, LEN, Jasa Marga dan Telkom Indonesia. (chi/jpnn)
Mengenai tarif yang nantinya akan dibebankan pada para penumpang JLT, yakni sebesar Rp 1.000 per km. "Tarif kita progresif seribu rupiah per km, jadi kalau dari ujung ke ujung itu sekitar Rp 15 ribu," kata Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan di Jakarta, Rabu (26/6).
Tarif itu diperkirakan akan naik sekitar 10 persen setiap dua tahun. Sejauh ini, kata Kiswo, Adhi Karya sudah mempersiapkan segala hal terkait apa saja yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini, termasuk pasokan listrik untuk operasional tiga rute monorel.
"Untuk rute Kuningan-Cawang, Cawang-Bekasi, Cawang-Cibubur dibutuhkan pasokan listrik sebesar 80 megawatt dan disediakan oleh PLN," bebernya.
Monorel Jabodetabek atau Jakarta Link Transportation (JLT), yang rencananya akan memiliki rute: Bekasi Timur-Cawang (18,138 km), Cawang-Kuningan (7,170 km), Cibubur-Cawang (13,728 km).
Corporate Secretary PT Adhi Karya Amrozi Hamidi sebelumnya menjelaskan bahwa pembangunan proyek JLT akan dimulai tahun 2014. "Proyek JLT akan memakan waktu penyelesaian sekitar 3 tahun," ujar Amrozi di Jakarta, kemarin.
Untuk kapasitas daya angkut JLT ini, dikatakan Amrozi bisa menampung hingga puluhan ribu orang. "Gerbong monorel JLT ini dapat menampung sampai 200 orang per gerbong, dan satu rangkaian kereta akan terdiri dari enam gerbong, sehingga monorel ini mempunyai daya angkut 30 ribu orang per jam dan mampu ditingkatkan sampai mencapai 60 ribu orang perjam untuk dua arah," ungkap Amrozi.
BUMN konsorsium yang terlibat dalam proyek JLT yakni, Adhi Karya, INKA, LEN, Jasa Marga dan Telkom Indonesia. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RI Kembangkan Pulau Ternak
Redaktur : Tim Redaksi