jpnn.com, LONDON - Pemerintah Inggris pada Jumat (13/8) mengatakan akan memangkas tarif tes COVID-19 untuk perjalanan yang disyaratkan oleh Layanan Kesehatan Nasional (NHS).
Mereka juga tengah meninjau ulang daftar perusahaan swasta penyedia tes untuk memastikan tarif yang transparan dan tidak dianggap menyesatkan.
BACA JUGA: Menuju Normal, Tes COVID-19 Gratis Bakal Dihapus
Testing bagi mereka yang bergejala digratiskan, tetapi semua tes yang digunakan untuk perjalanan harus dibayar sendiri.
Industri perjalanan, yang terhantam parah oleh pandemi, telah lama mengeluhkan biaya tes yang mereka nilai terlalu mahal.
BACA JUGA: KAI Lanjutkan Tes Antigen Covid-19 di Enam Stasiun
Inggris menerapkan sistem "lampu lalu lintas" bagi perjalanan internasional.
Negara-negara berisiko rendah diberi peringkat hijau dengan perjalanan bebas karantina, sementara yang berisiko sedang diberi peringkat kuning.
BACA JUGA: Catat! Satgas Covid-19 Izinkan WNI yang Tiba di Indonesia Lakukan Tes Pembanding
Adapun orang-orang yang datang dari negara-negara berperingkat merah, mereka diharuskan menjalani isolasi 10 hari di hotel.
Pendatang dari negara-negara hijau dan kuning harus mengikuti setidaknya satu tes COVID-19 untuk menghindari denda, maksimal 2.000 pound (sekitar Rp 39,8 juta).
Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial mengatakan tarif NHS untuk tes perjalanan akan dikurangi dari 88 pound menjadi 68 pound (sekitar Rp1,4 juta) bagi pendatang dari negara daftar hijau atau pendatang dari daftar kuning yang sudah divaksin penuh.
Sementara, tarif bagi pendatang dari negara daftar kuning yang baru divaksin sekali diturunkan dari 170 pound ke 136 pound (sekitar Rp2,7 juta).
Menteri Kesehatan Sajid Javid mengaku dirinya tahu bahwa orang begitu ingin bepergian selama liburan musim panas dan bahwa tarif tes PCR bisa jadi penghambat.
"Itulah sebabnya saya bertekad untuk melindungi konsumen dan keluarga yang telah bekerja keras dari praktik eksploitasi dan memastikan tes berkualitas tinggi tersedia dengan harga terjangkau," kata Javid.
Dia juga telah memerintahkan jajarannya untuk segera meninjau ulang tarif tes dan standar pelayanan dari semua penyedia tes.
"Setiap penyedia yang terbukti menyesatkan publik akan dicoret (dari daftar)," kata Javid.
Pekan lalu, pengawas persaingan usaha Inggris (CMA) mulai menyelidiki pasar tes COVID-19 atas permintaan Javid. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil