Kegiatan penataan yang dilakukan dengan pendataan ulang pada data pangkalan dan kemampuannya dalam menyalurkan elpiji 3 kg untuk masyarakat dengan memakai referensi data pangkalan yang terdaftar dan dilaporkan para agen elpiji 3 kg.
Langkah ini, menurut Hasto Wibowo, general manager Fuel Retail Marketing Region III selaku Koordinator Pemasaran Jawa Bagian Barat, sebagai salah satu upaya penyesuaian alokasi elpiji 3 kg yang ditentukan pemerintah. ’’Kebijakan ini untuk melindungi konsumen dari tindakan penyelewengan elpiji 3 kg yang merupakan bahan bakar bersubsidi,’’ katanya di Jakarta kemarin.
Selain itu, kata Hasto, penataan kembali distribusi dengan membuat kartu kendali bagi pengguna elpiji 3 kg, maka ada kepastian bagi masyarakat yang berhak mendapatkan alokasi elpiji kemasan melon itu.
Hasto menyebutkan, realisasi penyaluran elpiji 3 kg tahun lalu sebesar 1.39 juta metrik ton (MT). Adapun alokasi elpiji 3 kg untuk 2012 ini sebesar 1.41 juta MT. Realisasi elpiji 3 kg untuk triwulan I-2012 telah mencapai 250 ribu MT yang berarti jika tidak dilakukan pengendalian atas kuota yang ditetapkan, maka estimasi realisasi sampai akhir 2012 bisa mencapai 1,5 juta MT atau over 90 ribu MT.
’’Pertamina sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan kepolisian setempat dalam pengawasan pendistribusian elpiji 3 kg, evaluasi alokasi elpiji, termasuk dalam penetapan harga eceran tertinggi (HET) guna mencegah kenaikan harga yang memberatkan masyarakat,” ujar Hasto.
Dia menambahkan, untuk diketahui bahwa alokasi elpiji 3 kg dan kebijakan penentuan HET elpiji 3kg merupakan kewenangan pemerintah berdasarkan usulan dari Pemda setempat. Ketentuan itu diatur dalam Peraturan Bersama Mendagri No 17/2011 dan Menteri ESDM No 05/2011.
Terkait kondisi di Jabar saat ini, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, BUMN migas ini akan melakukan extra dropping elpiji 3 kg sebesar maksimum penyaluran 1 hari untuk wilayah-wilayah yang mengalami kesulitan memeroleh elpiji 3 kg.
Hasto meminta masyarakat mampu untuk memakai elpiji nonsubsidi, yakni ukuran 12 kg, dan bagi industri kemasan 50 kg. Sehinga, lanjut dia, peruntukan elpiji 3 kg sebagai bahan bakar bersubsidi tepat sasaran. Pertamina juga memastikan stok elpiji 3 kg dalam kondisi aman sehingga masyarakat tidak perlu melakukan panic buying dan tetap membeli sesuai kebutuhan. (lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspansi Cari Dana Rp 400 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi