Tawarkan Opsi Terminasi

Soal Gaji Pemain yang Tertunggak

Minggu, 02 September 2012 – 06:36 WIB
JAKARTA - Permasalahan tunggakan gaji klub-klub yang berlaga di kompetisi Indonesia Premier League tak kunjung tuntas. Kali ini, giliran ofisial klub Persiraja Banda Aceh yang menyebut haknya selama lima bulan tak pasti sampai sekarang.
 
Salah satu pelatih Persiraja yang tak mau namanya disebutkan memaparkan bahwa janji yang diucapkan manajemen klub sudah terlalu sering meleset. Sebelumnya, mereka sempat dijanjikan untuk dilunasi sebelum lebaran.
 
"Tapi yang kami terima sangat jauh dari yang kami harapkan. Tapi mau bagaimana lagi, sudah tidak ada ya kami terima," tuturnya, kepada Jawa Pos, Sabtu (1/9).
 
Dia menuturkan bahwa gaji yang harusnya diterima penuh mulai bermasalah kala putaran  kedua IPL dimulai. Terhitung, mereka selama empat bulan terakhir baru mendapat 20 persen gaji tiap bulannya.
 
"Ini tidak sesuai dengan janji di awal kompetisi yang sangat meyakinkan. Kami sudah menyelesaikan tanggung jawab, tapi hak tak bisa diberikan. Ini cukup mengecewakan," terangnya.  
 
Jika tak kunjung terselesaikan, ofisial dan beberapa pemain berencana untuk mengadu ke komisi X DPR RI agar bisa diperhatikan oleh negara. Alasannya, permasalahan ini sudah menasional dan tidak hanya diderita Persiraja.
 
"Semua klub yang ikut LPIS nasibnya sama. Begini, pasti menunggak, karena itu harus dicarikan solusinya. Apalagi konsorsium katanya tidak punya uang," tegas dia.
 
Saat dikonfirmasi, CEO PT Atjeh Sportinda Mandiri, pengelola Persiraja, Akmal Marhali memberikan penjelasan terkait opsi pembayaran dari konsorsium. Dia menyebut bahwa kondisi ini juga dialami oleh klub-klub IPL.
 
Dia pun tidak menampik jika pihaknya hanya mampu membayar pemain dalam beberapa bulan terakhir baru 20 persen. Itu karena kemampuan keuangan klubnya hanya begitu.

"Ya, adanya segitu, kami bayarkan yang ada dulu. Konsorsium pun sedang tidak ada uang, tapi kami tetap punya niat untuk melunasi, tapi tidak tahu sampai kapan," papar mantan wartawan tersebut.
   
Meski demikian, lanjutnya, ada tawaran terminasi dari konsorsium kepada pemain atau klub. Jika memang tidak sabar, Konsorsium siap membayar dua bulan gaji plus 20 persen untuk pemain sebagai salah satu solusi kekeluargaan.
 
Dengan begitu, pemain diterminasi dan mendapatkan gaji tiga bulan. Dengan asumsi pembayaran gaji 20 persen selama empat bulan dihitung dan ditambahkan dengan pembayaran dua bulan gaji plus 20 persen tadi.
 
"Kekuatan konsorsium dan uang yang ada hanya segitu. Kalau ingin cepat, opsi terminasi," tandasnya.
 
Dia menurturkan bahwa Persiba Bantul dan Persija Jakarta IPL adalah klub yang telah menerima opsi tersebut. Sementara, Persibo Bojonegoro dan beberapa klub lainnya tidak semua pemain mau menerima.
 
"Hanya dua klub yang mau opsi itu dan beberapa pemain dari beberapa klub yang mau menerima. Kalau saya tidak mau opsi tersebut," tegasnya.
 
Opsi itu menurut Akmal adalah alternatif seandainya pemain atau ofisial sudah tidak sabar. Karena kondisi ini pula, dia mengakui gagal memangku jabatan CEO Persiraja. Alasannya, tidak mampu membangun Persiraja sesehat dan seprofesional yang diharapkan.
 
"Anggaran konsorsium sebenarnya cukup. Tapi, di tengah jalan anggaran itu digunakan oleh PSSI untuk kepentingan lain, untuk timnas, dan untuk proses lainnya," pungkasnya. (aam/ko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Manchester City Taklukkan QPR 3-1

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler