Tawuran, 1 Orang jadi Korban Luka Tusuk

Rabu, 26 Desember 2012 – 01:04 WIB
RAHA -  Tawuran antara pemuda di Muna , Sulawesi Tenggara (Sultra) makin mengkhawatirkan saja. Saling serang antara para kelompok pemuda, sudah seperti hal yang biasa terlihat dan terdengar di Muna. Meski demikian, belum terlihat langkah-langkah tegas polisi dalam meredam pertikaian tersebut.
   
Polisi dibawa kendali AKBP Sempana Sitepu masih terkesan lamban bertindak. Bentrok antara Palangga versus Empang yang mengakibatkan dua unit rumah terbakar, sudah masuk dua pekan belum satupun pelaku yang tertangkap.Jadi wajar saja, bentrok antara pemuda terus terjadi di Muna.        

Selasa (25/12) sekitar pukul 03.00 dini hari, kembali terjadi perkelahian pemuda, mengakibatkan satu orang bernama Nanto mengalami luka serius. Nanto mengalami luka robek pada bagian kepala, luka tusuk bagian rusuk sebelah kiri dan kanan. Saking parah luka yang dialami korban, RSUD Muna merujuk ke RSUD di Kendari.
       
Menanggapi perkelahian pemuda yang makin marak, Kapolres Muna AKBP Sempana Sitepu, mengatakan, pihaknya setiap hari menggelar operasi cipta kondisi, bentuknya patroli, razia miras dan penempatan anggota dilokasi-lokasi yang dianggap rawan konflik, seperti Palangga dan Empang.    

Operasi cipta kondisi dianggap efektif oleh Kapolres Muna, meski fakta di lapangan masih saja terjadi perkelahian pemuda. "Masalah efektifitas, itu cukup efektif. Keamanan itu kan tidak cukup tanggung jawab Polisi saja. Namun butuh partisipasi masyarakat dan Pemda. Personel Polisi kita terbatas, makanya kerjasama masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan," ujarnya.
      
Pengganti AKBP Sunarto itu mengakui, fakta dilapangan masih terjadi tindak pidana (perkelahian) yang memang membosankan, dilakukan olah para pemuda-pemuda. Upaya tegas Polisi adalah melakukan patroli, bila ditemukan terjadi tindak pidana akan diproses hukum. Namun sekali lagi Polisi butuh kerjasama dengan masyarakat. Bila ada melihat kejadian perkelahian, laporkan ke Polisi. "Bila perlu masyarakat juga bisa melakukan penangkapan dan serahkan ke kami," katanya.
       
Ia juga mendapat usulan untuk tembak pelaku tawuran di kaki, namun hal tersebut tidak serta merta dapat dilakukan. "Tembak dikaki tetap akan dilakukan, apabila tindak pidana yang meresahkan masyarakat," tukasnya.    

Tawuran antara remaja diakuinya, merupakan tindak pidana. Namun masih sebatas kenakalan remaja, yang ingin mencari jati dirinya. "Masih mencari pengakuan lebih hebat dari kelompok yang lain,"timpalnya. Karena itu, polisi melakukan pembinaan-pembinaan terlebih dahulu.
      
Untuk pelaku pembakaran rumah di Palangga dan penikaman di Jalan dr Sutomo, kata AKBP Sempana Sitepu, masih dilakukan penyelidikan. "Kita masih melakukan penyelidikan dan membutuhkan dukungan masyarakat. Kalau masyarakat mengetahui siapa pelakunya sampaikan ke kami," himbaunya.
   
Kapolres juga mengungkapkan, pihaknya sudah mengumpulkan dan bertemu tokoh-tokoh masyarakat di Kecamatan Katobu. Mencari penyebab dan solusi pemecahan masalah pertikaian antara pemuda. Dalam pertemuan tersebut berkembang berbagai masukan.  
       
Beberapa masukan diantaranya diungkapkan La Ode Muhamad, mengusulkan kepada Polres Muna, agar mengambil langkah tegas dengan menembak dikaki setiap pelaku tawuran. "Polisi harus tegas, bertindak. Bila perlu tembak kaki pelaku tawuran. Perkelahian antara pemuda yang terus berlangsung, karena belum ada sanksi yang tegas diberlakukan," katanya.
       
Tokoh masyarakat lainnya, La Biang, juga menyarankan agar Polisi bertindak tegas dan jangan pilih kasih dalam penegakan hukum. Ia berkesimpulan, penyebab perkelahian remaja karena mengkonsumsi miras. "Kalau sudah mengkonsumsi miras, orang tua saja bisa dilawan. Kita minta polisi tegas dalam menindak peredaran miras. Yang minum di jalan ditangkap saja," sarannya. (awn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akibat Longsor, Tiga Tewas di Sumbar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler