jpnn.com - Di industri musik dunia, nama Taylor Swift sangatlah besar. Dia punya pengaruh yang sangat kuat. Sebuah ikon. Maka, ketika dia memutuskan pindah label, itu menjadi perbincangan. Karena pasti ada efek yang muncul dari keputusannya itu.
Setelah sebulan berstatus free agent (karena kontraknya dengan label sebelumnya, Big Machine Records, berakhir), Swift tiba-tiba mengunggah foto bareng dua petinggi Universal Music Group (UMG) -CEO UMG Lucian Grainge dan CEO Republic Records, anak perusahaan UMG, Monte Lipman- pada Senin (19/11) waktu setempat di Instagram.
BACA JUGA: Tak Terbantahkan, Taylor Swift Ratu American Music Awards
"Dengan gembira, aku mengumumkan Republic Records dan Universal Music Group bakal menjadi 'rumah' musikku," tulisnya.
Pelantun Delicate itu menjelaskan, Grainge dan Lipman sudah bekerja sama dengan baik selama bertahun-tahun dan tidak perlu diragukan. "Senang banget ketika tahu bahwa aku bakal memiliki seluruh master rekaman yang kubuat mulai sekarang," imbuh Swift.
BACA JUGA: Taylor Swift Berpolitik, Fan Terbelah
Tentu, buat mencapai kesepakatan multiyears, musisi berusia 28 tahun itu menyiapkan sederet persyaratan. Swift menyatakan, ada satu poin yang menurutnya paling penting. Yakni, terkait pembagian pendapatan buat seluruh artis di bawah label barunya.
Seluruh keuntungan penjualan album dan single di Spotify wajib didistribusikan pada artisnya dengan adil. Berapa pun hasil yang diterima, tanpa ganti rugi maupun pemotongan jika penjualan di bawah target.
BACA JUGA: Rumah Taylor Swift Terjual Rp 39,2 Miliar
"Mereka dengan senang hati menyetujui hal itu. Mereka yakin, hasilnya akan lebih baik daripada yang dibayarkan label besar lainnya," imbuh penyuka kucing itu.
Poin tersebut tidak cuma menguntungkan musisi besar di UMG seperti Ariana Grande, Drake, hingga Elton John. Kesepakatan itu juga mendongkrak penghasilan musisi lain yang namanya belum sebesar mereka.
"Aku melihat ini sebagai tanda bahwa kita sedang menuju perubahan baik untuk para kreator. Itu gol yang terus akan aku coba untuk wujudkan. Dengan cara apa pun yang bisa aku lakukan," tulisnya.
Grainge menyatakan, musisi yang mengawali karir di musik country tersebut punya bekal mantap di dunia hiburan. "Dia sangat multitalenta, dia bisa melakukan apa pun. Aku sangat menaruh respek pada Taylor, terutama dalam memanfaatkan pengaruhnya buat mewujudkan perubahan yang positif," ucap Grainge dalam pernyataan tertulis.
Dia menyatakan, dirinya dan tim di UMG berharap bisa mencapai banyak hal besar bersama Swift. Teken kontrak itu mengakhiri hubungan jangka panjang antara Swift dan label lamanya, Big Machine Records.
Dia tergabung dengan label independen yang berbasis di Music Row, Nashville, tersebut sejak masih 15 tahun.
Bersama Big Machine, Swift telah merilis enam album. Angka penjualannya -di Amerika Serikat- pun melampaui 32 juta kopi. Catatan impresif itulah yang mendorong UMG berapi-api untuk mengakuisisi Big Machine Records sehingga mereka bisa mengantongi hak atas enam album lawas Swift. (Billboard/USA Today/Forbes/fam/c25/jan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minnesota Rayakan Hari Taylor Swift
Redaktur & Reporter : Adil