Tebar Kode di TPS Khusus KPK

Kamis, 10 April 2014 – 09:15 WIB
Andi Alfian Mallarangeng mencoblos surat suara di Rumah Tahanan (Rutan) KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (9/4). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Pesta demokrasi juga dinikmati oleh 22 tersangka dan terpidana kasus korupsi yang menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka mencoblos di TPS khusus di lobi KPK yang merupakan cabang dari TPS 21 Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Ada tahanan yang malu-malu disorot kamera, tapi ada juga yang malah beraksi.

Pemungutan suara berlangsung singkat, mulai pukul 10.13 hingga 11.00. Yang kali pertama menggunakan hak suaranya adalah mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). Pria yang kini mendekam di Rutan Guntur memberi kode bahwa dirinya memilih PKS. LHI memberikan isyarat melalu salam tiga jari, nomor urut PKS. "PKS pasti tiga besar. Hidup mati saya untuk PKS," katanya.
      
Lain lagi dengan Akil Mochtar. Bekas ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu sempat bercanda dengan para jurnalis. Dia meminta kepada wartawan untuk pulang dan mencoblos dulu sebelum meliput ke KPK. Akil meminta wartawan memilih nomor lima yang merupakan milik Golkar. Saat ditanya mencoblos apa, Akil spontan menjawab dengan memberi isyarat angka lima.
    
Hal itu juga ditunjukkan mantan Menpora Andi Mallarangeng. Sebagai kader Partai Demokrat, dia tidak ragu menunjukkan angka tujuh melalui jarinya. Itu dia lakukan saat datang dan setelah mencoblos.
    
Sementara itu, petugas KPPS, satpam KPK, dan para wartawan sempat dibuat tertawa oleh Ahmad Fathanah. Saat ditanya mencoblos apa, terpidana kasus suap kuota impor daging sapi itu menjawab santai. "Saya akan coblos istri," kata suami pedangdut Sefti Sanustika itu.
    
Pengambilan suara untuk tahanan pria berakhir pada Anas Urbaningrum dan Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan. Suami Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany itu lebih banyak diam. Sedangkan Anas menebar teka-teki tentang partai yang dipilihnya. "Biasanya partai yang saya pilih pasti menang. Masalahnya, di daftar tak ada nama SBY, jadi nggak jadi saya pilih," katanya.
    
Anggota KPPS 21 Muhammad Andi mengatakan, keberadaan TPS di KPK bersifat khusus. Kertas suara yang sudah dicoblos akan disatukan dengan TPS induk. Karena itu, tidak bisa diketahui hasil coblosan oleh para tahanan KPK tersebut. (dim/ca)

BACA JUGA: Tidur Tiga Jam Sehari Demi Suksesnya Pelaksanaan Pileg

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaminkan Rp23,9 M, Terdakwa Korupsi jadi Tahanan Kota


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler