DEPOK - Mendikbud Mohammad Nuh mengajak para kepala dinas pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota untuk membuka posko guna mengurangi jumlah siswa putus sekolah (drop out). Hingga saat ini, jumlah angka putus sekolah di berbagai jenjang masih cukup tinggi, terutama siswa dari kelompok eknomi kemah.
Ajakan ini disampaikan Mohammad Nuh, Senin (11/2) saat menyampaikan materi dalam acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Pusdiklat Kemdikbud, Bojongsari, Sawangan, Depok. “Pada tahun pelajaran mendatang, saya mengajak para kepala dinas untuk membuka posko-posko untuk mencari siapa siswa di wilayah masing-masing, yang tidak melanjutkan atau yang tidak sekolah pada usia sekolah. Kita cari mereka, kita ‘tangkap’ untuk kita masukkan ke sekolah,” katanya.
Mendikbud memaparkan, secara nasional angka partisipasi kasar (APK) memang sudah cukup bagus. Tapi jika dilihat lebih detail lagi, masih ada kabupaten-kabupaten yang masih di bawah rata-rata nasional.
Demikian juga soal angka putus sekolah, dinilai masih cukup besar. Di jenjang SD saja, masih ada 13 persen siswa secara nasional yang tidak tamat SD. Sementara dari 87,0 persen yang lulus SD, hanya 56,7 persen yang melanjutkan ke jenjang sekolah menengah.
“Karena jenjang pendidikan dasar adalah wajib, maka saya mengajak para kepala dinas bekerja sama dengan para kepala sekolah dan guru di masing-masing untuk membuka posko memantau siswanya yang tidak melanjutkan ke sekolah atau putus sekolah, kita harus mencarikan jalan keluar agar mereka tetap sekolah, tidak putus sekolah,” katanya.
Mendikbud berharap, melalui posko itulah maka ke depan angka putus sekolah di berbagai jenjang akan bisa ditean. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan akan berjalan maksimal.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerakan Digitalisasi Tiru Langkah Dahlan
Redaktur : Tim Redaksi