Tekan Angka Kecelakaan, Pemda Didorong Memiliki Konsep Vision Zero

Kamis, 28 November 2019 – 21:34 WIB
Kecelakaan mobil Badman di pintu tol. Foto : Antara /Polrestro Jaktim)

jpnn.com, JAKARTA - Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menujukkan kecelakaan lalu lintas di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan. Bahkan data tersebut mencatat sekitar 500 korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Ketua Forum Transportasi Perkotaan Masyarakat Indonesia (FTPMI), Gandri Ramadhan mengatakan, dari 500 korban meninggal setiap tahunnya, bisa dibilang ada satu atau dua orang meninggal setiap hari karena kecelakaan lalin.

BACA JUGA: Kecelakaan di Gimnasium, Jempol Kaki Penyerang Real Madrid Patah

"Data BPS itu harus dijadikan alarm bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan terkait moda transportasi dan infrastruktur lalu lintas," ungkap Gandri pada saat acara diskusi publik keselamatan jalan, di Jakarta Pusat, Kamis (28/11).

Gandri manambahkan, untuk mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas, pihaknya mengusulkan pemerintah untuk mendorong kota-kota besar di Indonesia mempunyai Vision Zero.

BACA JUGA: Kecelakaan Maut di Jalinsum Lahat-Muara Enim, Dua Orang Tewas

“Vision Zero adalah suatu kebijakan keselamatan transportasi di mana kota bisa dijadikan strategi untuk menghindari kecelakaan lalin,” ujarnya.

Konsep Vision Zero, lanjut Gandri, diadopsi dari Swedia. Di mana, setiap negara atau setiap kota wajib membuat mapping berdasarkan kejadian detail suatu kecelakaan.

BACA JUGA: Jasa Marga Alihkan Lalu Lintas Akibat Kebakaran Pipa Milik Pertamina

Dia mengatakan, implementasi dari Vision Zero dapat berupa penambahan rambu, radius tikungan lebih kecil, dan penyeberangan yang lebih aman bagi pejalan kaki. Karena itu, pemerintah harus tegas.

“Harus ada prinsip kesetaraan yang harus adil dalam menerapkan sebuah kebijakan di jalan raya," katanya.

Selain itu, adanya kecelakaan skuter listrik yang baru-baru ini terjadi di Jakarta, Gandri berujar, seharusnya jenis transportasi ini bukan digunakan untuk ‘rekreasi’ masyarakat ibu kota.

“Kita liat skuter sebagai tools. Sebagai solusi dan sebagai perjalanan the first and last mile gap,” jelas dia.

Menurut Gandri, pemerintah harus berpikir adil dan melakukan investasi infrastruktur yang ramah bagi pejalan kaki dan pengguna transportasi umum. (mg9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler