Tekan Penyebaran Corona, Malaysia Terjunkah 50 Ribu Aparat Keamanan

Minggu, 22 Maret 2020 – 17:42 WIB
Ilustrasi sketsa virus Corona. Foto :TechCrunch

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia menurunkan 50.000 personel dari Angkatan Tentara Malaysia (ATM). Pasukan Sukarelawan (Rela) dan Pasukan Pertahanan Sipil untuk memastikan kepatuhan masyarakat terhadap aturan lockdown (karantina wilayah) dalam meminimalisasi penyebaran COVID-19.

"Mereka akan mendukung polisi dan ditempatkan di pasar serta supermarket, di mana orang masih bergegas untuk membeli barang, dan untuk memastikan jarak sosial," kata Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob dalam jumpa pers di Kuala Lumpur, Minggu (22/3).

BACA JUGA: Cara Risma Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Warganya

Dia mengatakan polisi dan personel militer dengan bantuan dewan lokal akan memastikan bahwa orang menjaga jarak satu meter dari satu sama lain dan "mungkin bergiliran memasuki pasar".

"Banyak orang masih tidak mau peduli dengan Perintah Kawalan Pergerakan (MCO). Saya berharap bahwa dengan bantuan tentara, segalanya akan membaik," katanya, menyebut karantina wilayah dengan istilah setempat.

BACA JUGA: Hati-hati, Orang Terinfeksi Corona Bisa Tak Kelihatan Sakit

Dia mengatakan para prajurit akan membantu polisi menghadang jalan, melakukan patroli, dan memastikan keamanan di tempat-tempat seperti rumah sakit, pasar dan toko swalayan serta penyeberangan perbatasan.

Pada kesempatan yang sama, dia mengatakan polisi telah melacak hampir 9.000 anggota dari kelompok jamaah Tabligh Masjid Sri Petaling dan mengimbau para anggota yang tersisa beserta keluarga mereka untuk memeriksakan kesehatan.

BACA JUGA: Jumlah Positif Corona 514 Orang, Sembuh 29, Meninggal 48

"Kami meminta anggota tablig untuk menyerah, bukan untuk menangkap mereka tetapi untuk membawa mereka dan anggota keluarga mereka ke klinik untuk skrining. Anggota masyarakat yang tahu orang-orang ini harus melaporkannya," katanya.

Pendatang asing, terutama dari kalangan Rohingya yang ikut menghadiri tablig di Masjid Sri Petaling, diminta muncul dalam penyaringan uji kesehatan COVID-19.

"Walaupun tidak punya dokumen, mereka tidak akan ditangkap karena yang utama saat ini adalah kesehatan," katanya.

Ismail, salah satu dari empat menteri senior, juga menepis desas-desus mengenai keterlibatan tentara, termasuk bahwa akan ada tank di penghalang jalan dan bahwa tentara mengambil alih peran polisi.

"Ini tidak benar, personel tentara ada di sana untuk membantu polisi, termasuk menasihati rakyat. Hanya polisi yang memiliki kekuatan untuk menangkap, jadi tidak perlu khawatir," katanya.

Perintah Kawalan Pergerakan atau Movement Control Order (MCO) berlaku mulai 18 Maret hingga 31 Maret dan akan diperpanjang jika situasi dinilai memburuk. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler