jpnn.com - JAKARTA - Pendidikan tinggi (dikti) masih menjadi anak emas dalam postur anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Dari total pagu anggaran Kemendikbud di RAPBN 2015 sebesar Rp 67,2 triliun, tersedot untuk program pendidikan tinggi sebesar Rp 31,4 triliun.
Anggaran program pendidikan tinggi tahun depan, turun dibandingkan dalam APBN 2014 yang dipatok Rp 39,8 triliun. Penyusutan anggaran program pendidikan tinggi itu disebabkan karena anggaran Kemendikbud secara keseluruhan turun. Yakni dari Rp 80 triliun (APBN 2014) menjadi Rp 67,2 triliun (RAPBN 2015).
Meskipun ada penurunan anggaran untuk program pendidikan tinggi, Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Mengatakan program-program unggulan tetap dijalankan. "Bahkan ada yang diusulkan untuk dinaikkan," tandasnya kemarin.
Musliar mencontohkan Ditjen Dikti Kemendikbud mengusulkan ada kenaikan anggaran untuk bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN). Tahun ini anggaran BOPTN Kemendikbud dipatok Rp 3,2 triliun. Sementara tahun depan diusulkan naik menjadi Rp 4 triliun.
Menurut mantan rektor Universitas Andalas (Unand) Padang itu, program BOPTN efektif dalam menekan biaya kuliah atau SPP. Dengan adanya BOPTN itu, kampus-kampus negeri wajib menjalankan uang kuliah tunggal (UKT). Nominal UKT dibagi menjadi beberapa kelompok, sesuai dengan kemampuan ekonomi mahasiswa.
Kelompok UKT paling rendah adalah Rp 0 - hingga Rp 500 ribu per semester. Sedangkan kelompok UKT di atasnya dipatok hingga Rp 1 juta per semester. Masing-masing kelompok UKT terendah itu, minimal harus diberikan kepada 5 persen kuota mahasiswa di PTN.
"BOPTN terus kita tingkatkan, supaya SPP tetap terjangkau," katanya. Musliar menjelaskan saat ini program UKT berjalan dengan baik. Melalui program UKT ini, mahasiswa tidak lagi terbebani dengan biaya-biaya lain yang tidak terlalu besar tetapi jumlahnya banyak. Seperti uang seragam, praktikum, SKS, KKN, dan sejenisnya.
Anggaran pendidikan tinggi di Kemendikbud lainnya tersedot untuk pendanaan program Bidik Misi (beasiswa pendidikan mahasiswa miskin berprestasi). Tahun ini anggaran Bidik Misi ditetapkan sebesar Rp 2,3 triliun.
Total penerima program Bidik Misi ini sekitar 220 ribu mahasiswa. Mereka dibebaskan dari SPP dan biaya kuliah lainnya. Bahkan mahasiswa masih mendapatkan uang saku. Satuan biaya Bidik Misi ditetapkan sebesar Rp 1 juta/mahasiswa/bulan.
Anggaran Bidik Misi tahun depan diperkirakan tidak ada kenaikan drastis. Sebab tahun ini ada 18 ribuan mahasiswa bidik misi yang lulus atau diwisuda. Sehingga alokasi anggaran bisa dialihkan ke mahasiswa baru.
"Meskipun anggaran Kemendikbud turun, program unggulan seperti Bidik Misi atau BOPTN tetap kami prioritaskan," jelas dia. Apalagi dua kegiatan itu merupakan program keberlanjutan yang menuntut dana minimal sama dengan periode anggaran tahun sebelumnya. (wan)
BACA JUGA: Mahasiswa UTS Bakal Pamerkan Robot Bakteri di MIT
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemkab Tangerang Habiskan Rp 50 M untuk Latih 40.000 Guru
Redaktur : Tim Redaksi