jpnn.com, YERUSALEM - Peneliti Institut Ilmu Pengetahuan Weizmann (WIS) di Israel mengumumkan keberhasilan mereka mengembangkan metode kecerdasan buatan untuk memprediksi penyebaran virus corona (COVID-19), Minggu (22/3).
Menurut WIS, teknologi itu dapat memungkinkan otoritas dari negara mana pun memfokuskan upaya di kawasan-kawasan tempat wabah diantisipasi akan merebak.
BACA JUGA: Masih Nekat Nongkrong di Tengah Wabah Virus Corona? Siap-siap Dibubarkan Polisi
Metode baru tersebut diprakarsai oleh para peneliti WIS, bekerja sama dengan para peneliti dari Hebrew University of Jerusalem dan Layanan Kesehatan Clalit, serta berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Israel. WIS menyebutkan bahwa metode itu telah menarik perhatian cukup besar dari kalangan internasional.
Metode tersebut, yang memantau, mengidentifikasi, dan memprediksi zona penyebaran coronavirus, didasarkan pada kuesioner anonim terhadap masyarakat umum dan analisis data yang diperoleh dari mereka.
BACA JUGA: Corona Mewabah, PT KAI Kembalikan Biaya Tiket Penumpang
Kuesioner itu melacak perkembangan gejala yang disebabkan oleh virus, dan analisisnya menggunakan algoritme AI dan mahadata (big data).
Penyebaran virus terjadi dalam klaster-klaster penularan. Pengidentifikasian klaster sejak dini dapat memfasilitasi berbagai tindakan yang bertujuan memperlambat penyebaran virus tersebut.
BACA JUGA: Respons Puan Terkait Realokasi Anggaran Demi Menanggulangi Pandemi Corona
Hingga saat ini, lebih dari 60.000 warga Israel telah mengisi kuesioner tersebut, dan analisis data awal membuat para ilmuwan dapat mendeteksi peningkatan signifikan dalam gejala yang dilaporkan oleh masyarakat di wilayah-wilayah tempat sejumlah pasien terverifikasi diketahui telah meninggal dunia. (Xinhua/ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil