Teladani Nabi Muhammad untuk Jaga Persatuan Umat

Sabtu, 02 Desember 2017 – 01:10 WIB
Nazaruddin Umar. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat harus bisa meneladani perbuatan Nabi Muhammad SAW untuk mewujudkan perdamaian dan persatuan.

Karena itu, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Jumat (1/12), diharapkan mampu membendung dan memerangi berbagai pengaruh negatif yang dapat memecah persatuan bangsa.

BACA JUGA: Habib: Agama Islam Tidak Dibela dengan Makian

"Keteladanan Nabi Muhammad ini harus kita jadikan pegangan dalam memelihara perdamaian dan kesatuan NKRI dari berbagai ancaman perpecahan seperti ancaman paham radikal terorisme,” kata Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar, Jumat (1/12).

Dia menambahkan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAWA harus menjadi bahan refleksi untuk kembali menghadirkan 'Nur Muhammad' yang bisa mencerdaskan dan menguatkan umat.

Mantan wakil menteri agama itu menilai peringatan Maulid Nabi Muhammad bisa mengukuhkan kesadaran umat untuk meneruskan perjuangan dengan menyebarkan dakwah Islam yang mengajarkan keimanan serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Menurut dia, Nabi Muhammad adalah sosok figur globalisasi yang pertama dalam sejarah umat manusia.

“Tidak ada seorang figur yang mampu mengedit mata rantai seluruh budaya etnik, agama maupn keyakinan selain Nabi Muhammad. Jadi, Nabi Muhammad itu adalah betul-betul rahmatan lil alamin. Dia merupakan tokoh pemersatu di dunia ini,” kata pria kelahiran, Bone, 23 Juni 1959 ini.

Dia berharap peringatan maulid nabi kembali menyadarkan seluruh umat Islam bahwa Nabi Muhammad harus diteladani.

Sebab, selama hidupnya, Nabi Muhammad itu tidak pernah mengedepankan kekerasan dalam menghadapi segala macam permasalahan.

“Bisa dikatakan dalam menghadapi segala macam permasalahan, Nabi Muhammad lebih menekankan kepada aspek perdamaian, persaudaraan, toleransi, persamaan, dan keadilan. Itu yang dilakukan Nabi pada saat itu,” ujarnya.

Dia mengimbau seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk dapat mengimplemetasikan arti penting dari peringatan maulid nabi ini.

Masyarakat juga harus dapat mengimplementasikan akhlakul kharimah atau akhlak yang baik dan sikap terpuji dari Nabi Muhammad.

“Masyarakat Indonesia harus bisa mencontoh akhlakul kharimah Nabi Mujammad sebagai pribadi. Nabi sebagai anggota keluarga rumah tangganya sendiri, Nabi sebagai kepala negara, Nabi sebagai ilmuwan, Nabi sebagai seniman dan bahkan Nabi juga pernah sebagai pedagang. Jadi, Nabi Muhammad itu bisa dikatakan sebagai multitalenta,” kata anggota Kelompok Ahli bidang Agama di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu.

Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hudayatyllah Jakarta ini menjelaskan, ketika menampilkan multi talentanya, Nabi Muhammad tidak pernah menyinggung perasaan orang lain.

“Itu yang sangat penting. Yang sekarang ini harus bisa kita contoh dan lakukan  itu bagaimana kita ini bisa maju tanpa harus menyinggung orang lain. Kalau kita maju lalu harus menginjak atau menyinggung perasaan orang lain tentunya itu bukanlah cara yang pernah dilakukan Nabi Muhammad. Ini yang harus kita sadari bersama bahwa Nabi tidak pernah menyinggung perasaan orang lain,” tuturnya.

Dia kembali mengingatkan masyarakat untuk mencontoh perbuatan Nabi Muhammad demi menjaga perdamaian terhadap sesama umat dan dunia.

“Tentunya beliau (Nabi Muhammad) itu bisa dikatakan sebagai uswatun khasanah. Teladan segala macam. Semuanya itu ada di dalam diri Nabi Muhammad dan harus dijadikan contoh oleh seluruh masyarakat. Tidak hanya masyarakat di Indonesia saja, tetapi seluruh masyarakat dunia untuk dapat menjaga kerukunan demi perdamaian antarsesama,” ujar rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) itu. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler