Tembak Dua Pria Ini, Polisi Dianggap Rasis

Jumat, 08 Juli 2016 – 22:51 WIB
Ilustrasi. Foto: pixabay

jpnn.com - WASHINGTON - Polisi Amerika Serikat (AS) kini dianggap rasis. Tudingan ini menyusul terjadinya peristiwa penembakan yang menewaskan dua pria kulit hitam.

Peristiwa itu terjadi di dua negara bagian pada waktu yang hampir bersamaan. Rabu waktu setempat (6/7) ratusan warga Kota Baton Rouge, East Baton Rouge Parish (setara county), Negara Bagian Louisiana, berunjuk rasa terkait dengan hal itu.

Di Louisiana, seorang lelaki tewas di tangan dua polisi. Alton Sterling, nama lelaki kulit hitam tersebut.

BACA JUGA: Imam di Madinah: Kelompok Itu Tidak Percaya lagi Pada Tuhan

Dia dibekuk di halaman Triple S Food Mart di Baton Rouge pada Selasa waktu setempat (5/7). Dua polisi yang melumpuhkannya lantas menembak mati pria 37 tahun tersebut.

 Beberapa peluru bersarang di dada Sterling. Fakta bahwa Sterling berkulit hitam dan dua polisi yang merenggut nyawanya berkulit putih melahirkan isu rasial.

"Tidak akan ada kerusuhan sampai pihak berwajib menyatakan tidak bakal mengadili dua polisi tersebut," kata Arsby, salah seorang peserta unjuk rasa.

BACA JUGA: Terima Bantuan dari Korban Banjir, Reporter Cantik Kena Pecat

Aksi protes yang digelar sekitar pukul 01.00 dini hari di lokasi penembakan Sterling itu berlangsung damai.

Sejumlah demonstran memblokade jalan di sekitar lokasi unjuk rasa, sementara rekan-rekannya yang lain berbaris sambil meneriakkan yel-yel antikekerasan. Unjuk rasa yang diikuti sekitar 300 orang itu dijaga ketat oleh polisi.

BACA JUGA: Kabar Terakhir..5 Polisi Tewas Ditembak Snipers, 7 Lainnya Terluka

"Jika kita tercerai-berai, berarti kita sudah kalah," tegas Gregory Cooper, salah seorang rohaniwan Baton Rouge yang terlibat dalam unjuk rasa.

Bersamaan dengan itu, seorang polisi di Kota Minneapolis, Hennepin County, Negara Bagian Minnesota, juga menembak mati pria kulit hitam di sebuah persimpangan.

Tepatnya di lampu merah Falcon Heights. Kemarin (7/7) beredar video detik-detik terakhir kehidupan Philando Castile itu setelah timah panas polisi bersarang di tubuhnya. Video amatir tersebut direkam oleh kekasih lelaki 32 tahun itu.

"Polisi minta kami menepi karena lampu belakang mobil kami mati. Dia (Castile, Red) mengatakan bahwa dirinya punya senjata yang memang berizin. Saat dia hendak mengambil dompet dari saku untuk menunjukkan kartu identitas, polisi itu menembaknya," terang kekasih Castile, yang saat kejadian berada dalam mobil. (AFP/Reuters/hep/c11/kim/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Hanya TNI, Kontingen Negara Lain Berbaur Dalam Semangat Kemenangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler