SORONG – Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Kerukunan Sulawesi Tenggara (KKST) Sorong, Syarif Nari mempertanyakan hasil kerja tim investigasi dan penyidikan TNI serta hasil kerja tim dokter RSUD Sorong yang mengotopsi jenazah korban penembakan di Pulau Papan Distrik Misool Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Kepada Radar Sorong (JPNN Group), Syarif Nari,SH mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan bertemu dengan Dandim 1704/Sorong untuk mempertanyakan identitas pelaku penembakan yang mengakibatkan 5 warga KKST meninggal dunia.
Menurutnya, dalam jumpa pers dan pernyataan yang disampaikan Dandim yang diikuti pihaknya melalui media massa, dengan jelas sudah menyebutkan dugaan pelaku penembakan adalah oknum anggota TNI.
“Tapi inisialnya belum jelas karena masih menunggu hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan serta hasil otopsi. Kalau ini sudah selesai penyelidikan dan penyidikannya dan sudah mendapatkan konfirmasi termasuk hasil otopsi, kita akan minta pertanggungjawaban Dandim 1704 Sorong bahwa oknum anggota TNI itu siapa, dari TNI-AD, AU atau AL biar jelas dan tidak mengambang atau simpang siur,” tegas Syarif Nari.
Syarif juga menyinggung gambaran umum hasil otopsi tim medis RSUD Sorong yang sebelumnya mengatakan bahwa di tubuh korban tidak ditemukan proyektil peluru. Pihaknya lanjut Syarif, berencana melakukan pertemuan dengan tim dokter untuk mempertanyakan hasil otopsi agar lebih jelas, dan sebaiknya dipertanggungjawabkan di hadapan masyarakat KKST dan juga keluarga korban.
“Jadi hal ini bukan dipertanggungjawabkan di hadapan pengurus KKST lagi, tapi di hadapan masyarakat dan keluarga korban,” tukasnya.
Lebih jauh Syarif mempertegas kembali bahwa dalam waktu dekat ini dilakukan pertemuan akbar warga KKST dan akan mempertanyakan hasil kerja tim investigasi dan hasil penyidikan perkara ini kepada Dandim 1704/Sorong, termasuk menyangkut tidak ditemukannya proyektil peluru pada tubuh korban.
“Insya Allah dalam waktu dekat akan kita lakukan pertemuan akbar. Waktu dan tempatnya di mana, tunggu saja, anda (wartawan,red) akan kami beritahukan. Yang jelas secepatnya kita akan minta pertanggungjawaban, biar Dandim dan tim medis langsung menjelaskan kepada warga KKST mengenai kasus yang terjadi dalam pertemuan akbar tersebut,” tukasnya.
Sebagaimana diketahui, aksi penembakan terhadap 7 nelayan yang merupakan warga KKST di perairan Pulau Papan Distrik Misool, yang diduga dilakukan oknum TNI, mengakibatkan 5 orang yakni La Huni, La Pula, La Jaka, La Edi dan La Diri, meninggal dunia, sementara dua orang lainnya yakni La Amo dan La Udin beruntung masih bisa selamat meski menderita luka tembakan.
Dari kejadian penembakan yang terjadi Kamis (20/12) lalu, baru 4 jasad nelayan yang ditemukan oleh tim investigasi yang diturunkan ke lokasi kejadian, sementara jasad La Pula hingga kini belum diketahui keberadaannya. (jpnn)
Kepada Radar Sorong (JPNN Group), Syarif Nari,SH mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan bertemu dengan Dandim 1704/Sorong untuk mempertanyakan identitas pelaku penembakan yang mengakibatkan 5 warga KKST meninggal dunia.
Menurutnya, dalam jumpa pers dan pernyataan yang disampaikan Dandim yang diikuti pihaknya melalui media massa, dengan jelas sudah menyebutkan dugaan pelaku penembakan adalah oknum anggota TNI.
“Tapi inisialnya belum jelas karena masih menunggu hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan serta hasil otopsi. Kalau ini sudah selesai penyelidikan dan penyidikannya dan sudah mendapatkan konfirmasi termasuk hasil otopsi, kita akan minta pertanggungjawaban Dandim 1704 Sorong bahwa oknum anggota TNI itu siapa, dari TNI-AD, AU atau AL biar jelas dan tidak mengambang atau simpang siur,” tegas Syarif Nari.
Syarif juga menyinggung gambaran umum hasil otopsi tim medis RSUD Sorong yang sebelumnya mengatakan bahwa di tubuh korban tidak ditemukan proyektil peluru. Pihaknya lanjut Syarif, berencana melakukan pertemuan dengan tim dokter untuk mempertanyakan hasil otopsi agar lebih jelas, dan sebaiknya dipertanggungjawabkan di hadapan masyarakat KKST dan juga keluarga korban.
“Jadi hal ini bukan dipertanggungjawabkan di hadapan pengurus KKST lagi, tapi di hadapan masyarakat dan keluarga korban,” tukasnya.
Lebih jauh Syarif mempertegas kembali bahwa dalam waktu dekat ini dilakukan pertemuan akbar warga KKST dan akan mempertanyakan hasil kerja tim investigasi dan hasil penyidikan perkara ini kepada Dandim 1704/Sorong, termasuk menyangkut tidak ditemukannya proyektil peluru pada tubuh korban.
“Insya Allah dalam waktu dekat akan kita lakukan pertemuan akbar. Waktu dan tempatnya di mana, tunggu saja, anda (wartawan,red) akan kami beritahukan. Yang jelas secepatnya kita akan minta pertanggungjawaban, biar Dandim dan tim medis langsung menjelaskan kepada warga KKST mengenai kasus yang terjadi dalam pertemuan akbar tersebut,” tukasnya.
Sebagaimana diketahui, aksi penembakan terhadap 7 nelayan yang merupakan warga KKST di perairan Pulau Papan Distrik Misool, yang diduga dilakukan oknum TNI, mengakibatkan 5 orang yakni La Huni, La Pula, La Jaka, La Edi dan La Diri, meninggal dunia, sementara dua orang lainnya yakni La Amo dan La Udin beruntung masih bisa selamat meski menderita luka tembakan.
Dari kejadian penembakan yang terjadi Kamis (20/12) lalu, baru 4 jasad nelayan yang ditemukan oleh tim investigasi yang diturunkan ke lokasi kejadian, sementara jasad La Pula hingga kini belum diketahui keberadaannya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kado Tahun Baru, 167 Polisi Naik Pangkat
Redaktur : Tim Redaksi